IESR, CGS Universitas Maryland luncurkan hasil studi untuk capai target 1,5C

Jakarta – Institute for Essential Services Reform (IESR) bersama Center for Global Sustainability (CGS) Universitas Maryland telah meluncurkan dua kajian terbaru yang menawarkan strategi untuk mencapai target global 1,5 derajat Celcius.

Studi terbaru ini mengusulkan berbagai strategi, termasuk pengurangan kapasitas pembangkit listrik batubara, operasi fleksibel, pemensiunan dini, penggunaan biomassa, dan penyimpanan karbon. Menurut Direktur Eksekutif IESR, Fabby Tumiwa, strategi tersebut dapat membantu mencapai target pengurangan emisi dengan mengutamakan kebutuhan listrik masing-masing sistem.

Menurutnya, Indonesia masih bergantung pada pembangkit listrik berbahan bakar batubara sekitar 60 hingga 70 persen. Namun, langkah-langkah seperti kebijakan Domestic Market Obligation (DMO) menyulitkan peralihan ke sumber energi terbarukan. Untuk itu, diperlukan perubahan kebijakan yang mendesak untuk mendorong PLN beralih ke energi bersih.

Sementara itu, Direktur CGS, Nate Hulman, menegaskan bahwa penelitian baru mereka menawarkan strategi yang ambisius dan transformatif.

“Kami percaya strategi ini penting untuk memberikan kerangka kerja holistik baru agar transisi energi Indonesia sejalan dengan target global 1,5°C,” ungkap Hulman dalam keterangan tertulis, Rabu, 5 Juni.

Adapun laporan 1.5°C-Aligned Coal Power Transition Pathways in Indonesia menemukan antara tahun 2025 dan 2050, penggunaan co-firing biomassa dengan sumber berkelanjutan pada 80 unit PLTU batubara (13 GW) off-grid dapat berkontribusi terhadap hampir setengah dari pengurangan emisi kumulatif.

Sementara itu, pengakhiran operasional secara dini PLTU batubara dapat diterapkan pada 105 unit PLTU (25 GW) dapat berkontribusi terhadap hampir setengah dari pengurangan emisi kumulatif pembangkit listrik on-grid.

Kawasan Industri Indonesia siap dukung transisi energi bersih

Sebagai bagian dari upaya mencapai transisi energi bersih, laporan terbaru dari CGS Universitas Maryland membahas potensi kawasan industri Indonesia dalam mendukung pembangunan yang berkelanjutan.

Menurut Jiehong Lou, Asisten Direktur Riset di Center for Global Sustainability, laporan kedua berjudul “Industrial Parks in Indonesia: Challenges and Opportunities for Sustainable Industrial Development” menawarkan basis data kritis tentang 79 kawasan industri di Indonesia. Data ini diharapkan dapat membantu pengambilan keputusan yang tepat dalam pengembangan batubara captive dan aspek lain yang terkait dengan pembangunan industri yang berkelanjutan.

Dengan demikian, melalui kolaborasi antara lembaga riset dan pemerintah, Indonesia diharapkan dapat mengimplementasikan langkah-langkah strategis untuk merangkul energi bersih dan berkontribusi pada upaya global dalam mengatasi perubahan iklim. (Hartatik)

Like this article? share it

More Post

Receive the latest news

Subscribe To Our Weekly Newsletter

Get notified about new articles