Jakarta – Indonesia tetap menjadi pemain utama dalam industri nikel dengan memiliki cadangan nikel terbesar di dunia, setara dengan 23% dari cadangan global, menurut Kementerian Energi dan Sumberdaya Mineral (ESDM).
Staf Khusus Menteri ESDM Bidang Percepatan Tata Kelola Mineral dan Batubara Irwandy Arif, dalam keterangan resmi, mengatakan bahwa total sumber daya nikel di Indonesia mencapai 17,7 miliar ton bijih dan 177,8 juta ton logam, termasuk cadangan sebanyak 5,2 miliar ton bijih dan 57 juta ton logam.
Selain itu, potensi tambahan terdapat di wilayah-wilayah yang belum dieksplorasi (greenfield) seperti di Provinsi Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Maluku, Maluku Utara, Papua, dan Papua Barat.
“Kalau kita lihat sekarang, cadangan mencapai 5,2 miliar ton bijih, dengan jumlah yang hampir setara antara yang saprolit dengan limonit, dan sumber dayanya mencapai sekitar 17 miliar ton. Inilah yang harus kita alihkan menjadi cadangan melalui upaya eksplorasi yang lebih mendalam,” ungkap Arwandy.
Untuk memperluas cadangan, lanjutnya, langkah kuncinya adalah melakukan eksplorasi wilayah greenfield yang memiliki potensi kandungan nikel yang besar. Irwandy menekankan bahwa peluang ini masih sangat terbuka bagi para investor yang berencana melakukan kegiatan pertambangan nikel di Indonesia.
“Jadi umur (nikel) dan jumlah cadangan serta sumber daya akan bertambah jika kita intensifkan tingkat eksplorasi ini. Investasi besar diperlukan untuk meningkatkan cadangan yang ada.”
Untuk mempertahankan cadangan nikel dalam jangka panjang, penting untuk mengurangi konsumsi biji nikel dengan menghasilkan produk NPI dan feronikel yang dapat diolah lebih lanjut menjadi stainless steel sebagai langkah dalam industrialisasi.
“Kita perlu mendorong mereka yang sudah memiliki teknologi Rotary Kiln Electric Furnace (RKEF) untuk produksi NPI dan feronikel,” sambungnya.
Dengan mendorong produksi NPI dan feronikel menuju stainless steel, maka dapat mengurangi konsumsi biji nikel di tahap awal. Hal ini sangat penting untuk menjaga keseimbangan rantai pasokan nikel kita.
Dengan potensi besar dalam wilayah greenfield nikel yang masih tersedia dan peluang yang ditawarkan oleh industri hilir nikel, Indonesia merupakan pilihan menarik bagi investor yang ingin mengembangkan investasi di sektor pertambangan nikel.
“Indonesia adalah pilihan yang menarik untuk mengembangkan investasi di sektor pertambangan nikel,” tukasnya. (Hartatik)
Foto banner: Tambang nikel di Sulawesi Selatan (Putu Artana/shutterstock.com)