Jakarta – Perusahaan afiliasi Pertamina New & Renewable Energy (Pertamina NRE), Citicore Renewable Energy Corporation (CREC), mengoperasikan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) hibrida pertama di Provinsi Batangas, Filipina, menurut pernyataan Pertamina, Kamis, 18 September.
Pembangkit listrik hibrida yang mencatat sejarah baru transisi energi di negri ini, mampu memasok listrik bersih secara kontinyu 24 jam. Fasilitas berkapasitas 97 megawatt peak (MWp) dengan dukungan battery energy storage system (BESS) 320 megawatt hour (MWh) ini resmi diresmikan Presiden Filipina Ferdinand Romualdez Marcos Jr, Senin, 15 September.
CEO Pertamina NRE John Anis menyebut capaian ini sebagai tonggak penting bagi kedua negara. “Beroperasinya PLTS 197 MWp dengan BESS 320 MWh ini merupakan milestone strategis, tidak hanya bagi Filipina, tetapi juga Pertamina NRE. Kami bangga karena proyek ini memperkuat portofolio energi terbarukan Pertamina, sekaligus menjadi awal dari target besar CREC menambah kapasitas 1 gigawatt per tahun dalam lima tahun ke depan,” ujarnya.
Presiden Marcos Jr memberikan apresiasi langsung dan berharap proyek ini menjadi model pengembangan energi bersih berkelanjutan di Filipina. Ia menekankan pentingnya keberlanjutan pasokan energi untuk mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.
Menopang transisi energi, reduksi emisi
PLTS yang dibangun oleh CREC tersebut, terbagi di dua lokasi yakni Lumbangan (125 MWp) dan Luntal (72 MWp). Dengan dukungan BESS, proyek ini menjadi PLTS baseload pertama di Filipina, artinya mampu menyediakan pasokan listrik stabil tanpa terputus.
Selain menopang transisi energi, kinerja bisnis CREC juga menunjukkan tren positif. Pada semester I-2025, perusahaan mencatat pendapatan PHP 2,66 miliar (USD 134 juta) dengan laba bersih meningkat 38 persen menjadi PHP 630 juta (USD 32 juta). Saham CREC pun melonjak 32 persen sejak awal tahun.
Dampak lingkungan PLTS Batangas juga signifikan. Proyek ini diperkirakan menekan emisi karbon hingga 265.933 ton CO₂e per tahun, setara dengan penanaman lebih dari 12 juta pohon. Fasilitas tersebut juga mampu memasok listrik bersih untuk 158.300 rumah tangga, memperkuat ketahanan energi dan kesejahteraan masyarakat.
Vice President Corporate Communication Pertamina Fadjar Djoko Santoso menegaskan komitmen perusahaan dalam mendorong transisi energi bersih di tingkat regional.
“Pertamina sebagai pemimpin transisi energi di Indonesia berharap dapat mengambil peran aktif dalam pengembangan energi terbarukan di Asia Tenggara. Hal ini sejalan dengan fokus kami pada energi hijau dan pencapaian target Net Zero Emission 2060,” tuturnya.
Pertamina menekankan bahwa seluruh langkah strategis ini tidak hanya berkontribusi pada pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs), tetapi juga memperkuat penerapan prinsip Environmental, Social & Governance (ESG) di seluruh lini bisnis. (Hartatik)
Foto banner: Pertamina NRE