Tokoh kehutanan Asia-Pasifik berkumpul untuk dorong agenda ‘Hutan Sehat Menopang Masa Depan’.

Jakarta — Lebih dari 120 pemimpin dan pakar kehutanan dari 20 negara di kawasan Asia-Pasifik telah berkumpul di Chiang Mai pekan ini untuk memperkuat kerja sama regional dalam pengelolaan hutan berkelanjutan dengan tema “Hutan Sehat Menopang Masa Depan”, demikian disampaikan Organisasi Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-Bangsa (FAO) dalam pernyataan pada Rabu, 5 November. Pertemuan ini menandai Sidang Ke-31 Komisi Kehutanan Asia-Pasifik (Asia-Pacific Forestry Commission/APFC 31) dan Pekan Kehutanan Asia-Pasifik 2025, yang diselenggarakan bersama oleh Departemen Kehutanan Kerajaan Thailand dan FAO.

“Platform ini memungkinkan kami untuk berbagi pengalaman Thailand dalam pengelolaan hutan lestari dan belajar dari pihak lain,” ujar Nikorn Siratochananon, Direktur Jenderal, Departemen Kehutanan Kerajaan, Thailand. “Platform ini memperkuat komitmen bersama kami untuk melestarikan hutan sebagai sumber kehidupan, mata pencaharian, dan ketahanan pangan.”

Alue Dohong, Asisten Direktur Jenderal FAO dan Perwakilan Regional untuk Asia dan Pasifik, menekankan bahwa “hutan yang sehat adalah tulang punggung sistem pangan yang sehat,” sambil menyoroti peran esensialnya dalam menyediakan makanan liar dan mendukung pertanian melalui layanan ekologi.

Hutan memainkan peran penting dalam mendukung mata pencaharian dan ketahanan pangan lebih dari 22 juta orang di wilayah tersebut melalui layanan ekosistem seperti penyerbukan, pengaturan air, dan kesuburan tanah.

Hutan juga menyimpan karbon dan melindungi keanekaragaman hayati — hal ini menjadi kunci untuk mencapai Perjanjian Paris, Kerangka Kerja Keanekaragaman Hayati Global Kunming–Montreal, dan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Hutan menghadapi ancaman yang semakin besar akibat perubahan penggunaan lahan, urbanisasi, kebakaran hutan, dan praktik-praktik yang tidak berkelanjutan, seperti yang diperingatkan dalam laporan FAO tentang Keadaan Hutan Dunia 2024.

“Asia-Pacific Forestry Commission (APFC) tetap menjadi jembatan penting bagi kolaborasi regional,” ujar Preecha Ongprasert, Ketua APFC. “Melalui pengetahuan bersama dan aksi kolektif, kita dapat memastikan hutan benar-benar menyokong masa depan.”

Sheila Wertz-Kanounnikoff, Sekretaris APFC dan Staf Senior Kehutanan FAO, mengatakan bahwa pertemuan-pertemuan tersebut menyoroti “peran vital hutan dan pepohonan dalam sistem agripangan yang tangguh,” dan menyerukan kerja sama yang lebih erat antara pemerintah, masyarakat sipil, dan lembaga penelitian.

Hasil APFC 31 akan menjadi pedoman bagi strategi kehutanan regional di masa depan dan memperkuat inisiatif seperti Result Asia-Pacific, yang mendukung pemulihan lahan dan ketahanan komunitas. Sidang APFC berikutnya akan diselenggarakan pada tahun 2027, dengan negara tuan rumah akan diumumkan. (nsh)

Foto banner: FAO

Like this article? share it

More Post

Receive the latest news

Subscribe To Our Weekly Newsletter

Get notified about new articles