Seiring dengan meningkatnya kebutuhan Filipina akan energi yang terjangkau, berkelanjutan, dan tangguh, organisasi nirlaba hukum lingkungan internasional ini bangga telah diundang untuk berkontribusi dalam transformasi energi negara tersebut. Melalui serangkaian inisiatif yang diluncurkan sepanjang tahun 2023 hingga 2025, ClientEarth membantu negara ini mengatasi tantangan hukum dan kelembagaan dalam peralihan dari bahan bakar fosil ke energi terbarukan.
Dari nasihat hukum mengenai sistem transmisi dan tenaga angin lepas pantai hingga pengembangan bersama alat bantu transparansi dengan regulator nasional, pekerjaan ClientEarth menyoroti kebenaran yang krusial: transisi energi bersih tidak hanya tentang teknologi—tetapi juga tentang tata kelola, hukum, dan pertanggungjawaban.
Momen krusial bagi Filipina
Filipina berada di persimpangan jalan. Negara ini memiliki potensi energi terbarukan yang signifikan, terutama dalam bidang tenaga angin lepas pantai, dengan perkiraan dari Bank Dunia menunjukkan potensi teknis sebesar 178 GW—lebih dari enam kali lipat kapasitas pembangkit listrik saat ini. Filipina juga menghadapi tekanan mendesak terkait perubahan iklim, ekonomi, dan keamanan energi untuk beralih dari ketergantungan pada bahan bakar fosil.
Namun, mencapai transformasi ini memerlukan lebih dari sekadar menetapkan target. Hal ini membutuhkan reformasi kerangka regulasi, penguatan kapasitas institusional, dan memastikan keterlibatan yang berarti dari masyarakat dan organisasi masyarakat sipil dalam implementasi kebijakan.
Di situlah ClientEarth telah fokus pada upayanya: mendukung transisi yang adil, inklusif, dan secara hukum kokoh yang sejalan dengan tujuan pembangunan Filipina dan komitmen iklimnya.
Berinteraksi dengan pembuat kebijakan: Membuka potensi energi terbarukan melalui regulasi hukum
Pada September 2023, ClientEarth mengadakan serangkaian pertemuan tingkat tinggi di Filipina dengan pembuat kebijakan energi dan organisasi masyarakat sipil. Bersama dengan organisasi nirlaba analisis iklim TransitionZero, tim tersebut memberikan wawasan hukum, teknis, dan kebijakan tentang cara negara tersebut dapat mempercepat implementasi energi terbarukan.
Pembahasan tersebut menyoroti beberapa poin penting. Di antaranya adalah bahwa transisi energi dapat diwujudkan, kejelasan hukum sangat penting, dan masyarakat sipil memainkan peran yang krusial.
Pembangkit listrik tenaga bayu lepas pantai dan transmisi: Membangun landasan hukum untuk integrasi
Untuk sepenuhnya memanfaatkan potensi energi angin lepas pantai, Filipina akan diuntungkan dengan modernisasi perencanaan, pelaksanaan, dan tata kelola transmisi. Menyadari hal ini, ClientEarth memimpin dua sesi pembelajaran pada tahun 2025 bekerja sama dengan Komisi Persaingan Filipina (PCC) dan lembaga-lembaga lainnya.
Sesi-sesi ini membahas dua tema utama: siklus hidup proyek tenaga angin lepas pantai dan regulasi serta reformasi transmisi.
Pertemuan-pertemuan tersebut membahas seluruh rantai pengembangan energi angin lepas pantai dan menyoroti pentingnya peraturan yang jelas dan terkoordinasi untuk menghindari penundaan yang mahal dan ketidaksesuaian peraturan. Kapasitas transmisi juga tetap menjadi kendala utama dalam integrasi energi terbarukan.
Melalui sesi-sesi ini, ClientEarth menekankan ketergantungan timbal balik antara desain hukum dan pengembangan infrastruktur. Tanpa lingkungan regulasi yang mendorong investasi, melindungi komunitas, dan memastikan kesiapan jaringan, Filipina berisiko kehilangan potensi energi terbarukan yang besar.
Transparansi dalam pengadaan: Peluncuran toolkit pengadaan pasokan listrik (PSP)
Pada Juli 2025, ClientEarth mencapai tonggak penting lainnya dalam mendukung transisi energi Filipina: peluncuran bersama PSP Toolkit bekerja sama dengan Komisi Regulasi Energi (ERC) dan USAID.
Dirancang untuk meningkatkan transparansi, akuntabilitas, dan kepercayaan publik dalam proses pengadaan listrik, toolkit ini merupakan sumber daya komprehensif bagi perusahaan distribusi listrik (DUs) dan regulator yang mengawasi proses seleksi kompetitif (CSPs) dan perjanjian pasokan listrik (PSAs).
ClientEarth melihat hal ini sebagai langkah penting dalam menginstitusionalisasikan tata kelola yang baik di sektor energi. Pengadaan yang transparan menghasilkan harga yang lebih baik, mengurangi risiko korupsi, membangun kepercayaan publik, dan menciptakan persaingan yang adil sehingga energi terbarukan dapat bersaing secara setara dengan sumber energi konvensional — faktor-faktor yang esensial untuk memperluas penggunaan energi bersih.
Model untuk reformasi regional
Meskipun fokus utama adalah Filipina, inisiatif ClientEarth menyoroti pendekatan yang dapat diterapkan di seluruh Asia Tenggara, di mana pembaruan kerangka hukum, penguatan penegakan hukum, diversifikasi tata kelola sektor, dan perluasan kapasitas jaringan listrik merupakan prioritas bersama. ClientEarth menunjukkan bagaimana sistem hukum dapat dirancang ulang untuk melayani kepentingan publik dalam masa depan rendah karbon.
Karya mereka juga menyoroti pentingnya kolaborasi antara regulator nasional, masyarakat sipil, dan pakar hukum internasional. Transisi energi yang sesungguhnya tidak hanya memerlukan teknologi baru, tetapi juga kreativitas hukum, keterlibatan publik, dan ketahanan institusional.
Hukum sebagai alat untuk perubahan
Filipina telah menargetkan masa depan energi bersih, dan jalan ke depan memang kompleks namun penuh potensi. Dengan alat hukum yang tepat, proses yang transparan, dan tata kelola yang inklusif, negara ini dapat mengoptimalkan sumber daya terbarukan yang melimpah, mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil, dan membangun sistem energi yang lebih adil bagi semua.
Dengan berfokus pada prinsip hukum, partisipasi, dan keadilan, ClientEarth membantu memastikan bahwa transisi tidak hanya terjadi—tetapi terjadi dengan benar.
Artikel ini diterbitkan bekerja sama dengan ClientEarth. https://www.clientearth.asia/


