Jakarta – Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM, Eniya Listiani Dewi, menekankan peran penting sektor transportasi dalam peta jalan transisi energi Indonesia.
“Pemerintah bersama BUMN strategis terus mempercepat transisi energi di transportasi. Tidak hanya lewat biofuel, tapi juga akselerasi ekosistem kendaraan listrik berbasis baterai (KBLBB),” ujar Eniya dalam acara EITS Discussion Series 2025, Rabu, 10 September.
Menurut Eniya, langkah kolaboratif lintas sektor menjadi keharusan, mengingat transportasi masih menyumbang porsi besar emisi energi nasional. Ia menjelaskan bahwa program pengembangan biofuel tidak bisa dipisahkan dari elektrifikasi kendaraan. Keduanya saling melengkapi dalam menurunkan emisi sekaligus memperkuat kemandirian energi.
“Kalau hanya mengandalkan satu sumber, transisi akan berjalan lambat. Dengan sinergi biofuel, kendaraan listrik, serta riset hidrogen dan amonia, kita bisa membangun ekosistem transportasi hijau yang lebih cepat dan terukur,” jelasnya.
Acara diskusi yang bertajuk “Apa Kabar Transisi Energi di Sektor Transportasi”, Rabu, 10 September, diselenggarakan oleh Energy Institute for Transition (EITS), sebuah lembaga nonprofit di bidang pendidikan, pelatihan, sektor Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) serta manajemen media.
Pembahasan dalam diskusi ini antara lain menyoroti peran sektor transportasi sebagai salah satu penentu keberhasilan transisi energi nasional. Untuk mempercepat dekarbonisasi di bidang ini, integrasi biofuel dengan elektrifikasi kendaraan dipandang sebagai kunci, disertai eksplorasi teknologi baru seperti hidrogen dan amonia.
Mendukung target net zero
EITS Discussion Series 2025 menekankan bahwa transportasi adalah salah satu sektor prioritas dalam mencapai target Net Zero Emission (NZE) 2060. Dukungan regulasi, insentif, dan partisipasi publik menjadi faktor penentu agar roadmap energi benar-benar terealisasi.
“Kolaborasi pemerintah, BUMN, swasta, dan masyarakat adalah jembatan menuju NZE. Semua pihak harus ambil bagian, baik lewat adopsi kendaraan listrik maupun penggunaan bahan bakar rendah karbon,” tegas Eniya.
Pemerintah telah mendorong implementasi biofuel seperti B35 dan B40, sekaligus memperluas ekosistem charging station kendaraan listrik di berbagai kota besar. Di saat yang sama, riset penggunaan hidrogen untuk transportasi juga mulai diuji coba sebagai alternatif jangka panjang.
Eniya menilai kombinasi kebijakan, teknologi, dan inovasi menjadi fondasi agar transisi energi sektor transportasi tidak hanya berdampak pada pengurangan emisi, tetapi juga membuka peluang investasi baru. (Hartatik)
Foto banner: Scharfsinn/shutterstock.com