Jakarta – PT PLN (Persero) menetapkan target untuk melahirkan startup energi hijau Indonesia dengan status unicorn, atau memiliki valuasi lebih dari USD 1 miliar (setara Rp16,5 triliun dengan asumsi kurs Rp16.500).
Sejak tahun lalu, PLN mulai membangun ekosistem startup energi secara konkret. Salah satu bentuk nyatanya adalah penyelenggaraan Startup Day, Rabu, 21 Mei, sebagai ajang mempertemukan pelaku usaha rintisan di sektor energi terbarukan dengan mitra industri, investor, dan akademisi.
“Kami di PLN tidak ingin menjadi pemain tunggal. Kami ingin menjadi mitra, fasilitator, dan akselerator bagi startup energi hijau di Indonesia,” ujar Hartanto Wibowo, Direktur Perencanaan Korporat dan Pengembangan Bisnis PLN.
“Kami sudah mulai membangun ekosistemnya sejak 2023. Harapan kami, dari ekosistem ini akan lahir startup-startup energi yang mampu menembus valuasi unicorn seperti Solar Edge, SunPower, atau H2Pro di luar negeri,” kata Hartanto.
PLN melihat urgensi mencetak unicorn energi hijau dalam negeri sebagai bagian dari strategi transisi energi nasional dan penguatan kemandirian teknologi.
Kolaborasi, bukan kompetisi
Hartanto menekankan bahwa kolaborasi multipihak adalah syarat mutlak untuk melahirkan unicorn hijau lokal. PLN membuka peluang kerja sama dengan investor, lembaga riset, universitas, pelaku industri, hingga komunitas inovator.
“Keberlanjutan tidak akan lahir dari business as usual. Kita butuh ide-ide baru, kecepatan adaptasi, dan kemitraan lintas batas,” ujarnya. Ia menambahkan, PLN siap menjadi platform kolaborasi untuk memperkuat daya saing dan kapabilitas startup energi lokal agar mampu menembus pasar global.
“Startup yang berani bermimpi besar akan kami dampingi. Kami akan bantu akses teknologi, jaringan mitra, hingga pembiayaan. Kami tidak akan tinggal diam,” ucap Hartanto.
Indonesia saat ini sudah memiliki 14 unicorn, meskipun mayoritas masih berasal dari sektor teknologi finansial dan transportasi. PLN ingin menambah daftar tersebut dengan menghadirkan unicorn dari sektor energi bersih.
Beberapa inspirasi global yang dijadikan acuan PLN antara lain Solar Edge (Israel), SunPower (AS), Northvolt (Swedia), Powerwall (Tesla), Off-Grid Power, Sense, H2Pro, dan Cloud Power
Startup-startup tersebut telah menunjukkan bagaimana inovasi di bidang energi bisa berkembang menjadi solusi global sekaligus bisnis bernilai tinggi.
PLN berupaya membangun rantai nilai inovasi energi dari hulu ke hilir, mulai dari pengembangan teknologi panel surya, smart grid, sistem penyimpanan energi (battery storage), hingga efisiensi energi berbasis AI dan IoT. Di sisi hilir, PLN ingin memastikan startup dapat mengakses pasar, mendapatkan pembiayaan, dan menembus ekspor.
“Kita tidak ingin startup hanya jadi peserta lomba inovasi. Kita ingin mereka hidup, tumbuh, dan mendunia,” tegas Hartanto. (Hartatik)
Foto banner: shutterstock