YLKI: Energi surya kunci kemandirian energi dan pembangunan berkelanjutan

Jakarta – Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) menekankan bahwa penggunaan energi baru terbarukan (EBET), terutama energi surya, sangat penting untuk kemandirian energi dan pembangunan berkelanjutan di Indonesia.

Ketua Pengurus Harian YLKI, Tulus Abadi, Rabu, 7 Agustus, mengatakan bahwa energi surya dengan potensi mencapai 20.000 GWp. Potensi yang luar biasa besar ini menjadikan energi surya sebagai pilihan utama untuk memperkuat akses energi di seluruh pelosok negeri.

Menurutnya, konsumen memiliki peran krusial dalam mendorong pola konsumsi yang berkelanjutan. “Penggunaan energi terbarukan adalah tanggung jawab konsumen dalam mendukung pola konsumsi yang berkelanjutan,” ujar Tulus dalam keterangan resminya.

Tulus juga menekankan pentingnya menciptakan iklim kebijakan dan regulasi yang mendukung, agar masyarakat dapat dengan mudah mengakses dan menginstalasi energi surya. “Kami mendorong pemerintah dan pemangku kepentingan lainnya untuk memperkuat regulasi sehingga masyarakat bisa lebih mudah memanfaatkan energi surya,” tambahnya.

Sementara itu, Manajer Program Akses Energi Berkelanjutan IESR, Marlistya Citraningrum, menjelaskan bahwa energi surya merupakan sumber energi yang demokratis dan inklusif. Ia menyebutkan empat poin penting dalam pengembangan energi surya di Indonesia: orientasi pada pengguna dan dampaknya, identifikasi sistem yang sesuai dengan konteks lokal, pendampingan berkelanjutan bagi komunitas, serta pengelolaan yang profesional.

Vice President Penjualan PT PLN (Persero), Rahmi Handayani, menambahkan bahwa minat masyarakat terhadap Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) atap mengalami peningkatan signifikan.

“Dari 2018 hingga 2024, jumlah pelanggan PLTS atap meningkat dari 609 menjadi 9.324 pelanggan. Kapasitas juga naik dari 2 MWp menjadi 197 MWp, atau naik sebanyak 98 kali,” ungkap Rahmi.

Menurut Rahmi, tingginya minat masyarakat terhadap PLTS atap terlihat dari kuota yang terjual pada Juli 2024, mencapai 88 persen atau 901 MWp. Ini mencerminkan potensi besar pemanfaatan energi surya di berbagai kondisi.

YLKI berharap kerja sama yang solid antara pemerintah, organisasi masyarakat sipil, dan pihak-pihak terkait dapat terus diperkuat untuk mengedukasi dan mendampingi masyarakat dalam memanfaatkan energi surya.

“Kolaborasi adalah kunci untuk memastikan bahwa energi terbarukan, khususnya energi surya, dapat diakses oleh seluruh lapisan masyarakat,” pungkas Tulus. (Hartatik)

Like this article? share it

More Post

Receive the latest news

Subscribe To Our Weekly Newsletter

Get notified about new articles