Jakarta – Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dan United Nations Office for Project Services (UNOPS) telah memprakarsai sebuah proyek untuk meningkatkan ketahanan iklim dan mengurangi emisi gas rumah kaca di 100 desa di Sumatera Selatan, dalam pernyataan UNOPS, Senin, 23 September.
Inisiatif ini, yang merupakan bagian dari program nasional Kampung Iklim (PROKLIM), bertujuan untuk mengatasi dampak perubahan iklim secara langsung di tingkat desa dengan mempromosikan praktik-praktik netral karbon dan meningkatkan ketahanan masyarakat. Didukung oleh Temasek Foundation, proyek ini bertujuan untuk memajukan pembangunan pertanian rendah karbon melalui teknologi dan investasi modal sambil meningkatkan kesadaran iklim masyarakat setempat.
Proyek ini dibangun berdasarkan keberhasilan program percontohan di Tangerang, Provinsi Banten, yang menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam adaptasi iklim dan mendapatkan penghargaan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
“Kami berharap proyek ini akan menghasilkan peningkatan yang signifikan dalam upaya adaptasi dan mitigasi perubahan iklim, yang secara langsung memberikan manfaat bagi masyarakat dan mendorong keberlanjutan upaya-upaya tersebut dalam jangka panjang,” ujar Irawan Asaad, Direktur Adaptasi Perubahan Iklim KLHK.
Sharon Thangadurai, Country Manager UNOPS untuk Indonesia dan Timor-Leste, menekankan hasil yang diharapkan: “Pada akhir proyek ini, kami berharap dapat melihat desa-desa yang lebih tahan terhadap kebakaran, banjir, kekeringan, dan tantangan terkait iklim lainnya, rumah tangga dengan pendapatan yang lebih baik dan akses yang lebih baik terhadap sumber daya, serta pengurangan emisi berbahaya yang berkontribusi terhadap pemanasan global.”
Edward Candra, Sekretaris Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan, menyatakan keyakinannya bahwa kolaborasi ini “akan memberikan hasil yang positif dan menjawab tantangan perubahan iklim di masa depan.”
Inisiatif PROKLIM di Sumatera Selatan sejalan dengan Strategi Jangka Panjang Indonesia untuk Pembangunan Rendah Karbon dan Ketahanan Iklim (LTS-LCCR) 2050, yang merupakan langkah maju yang signifikan dalam komitmen Indonesia terhadap pembangunan berkelanjutan dan aksi iklim. (nsh)