Unair edukasi kurangi ketergantungan energi fosil dengan tenaga bayu

Jakarta – Kepedulian dan dukungan dunia kampus terhadap kelangsungan energi hijau kian meningkat. Salah satunya Universitas Airlangga (Unair) Surabaya tertarik memanfaatkan angin (bayu) sebagai sumber energi Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB).

Sebuah konsep dan gagasan sederhana tentang pembuatan kincir angin dikembangan oleh Direktur Logistik, Keamanan, Ketertiban, dan Lingkungan Unair, Dr Karnaji SSos MSi. Menurut Karnaji, ide tersebut berlatar belakang ingin mengatasi krisis energi yang saat ini dihadapi masyarakat global.

“Saya dan tim membutuhkan waktu sekitar satu bulan untuk menyelesaikan proyek tersebut,” ungkap Karnaji seperti dikutip dari website Unair, Kamis (30/6).

Lebih lanjut, menurutnya, angin merupakan salah satu energi terbarukan dimana pemanfaatannya sedang berkembang pesat. Karnaji menegaskan, meningkatnya penggunaan energi di semua sektor selain mengurangi cadangan energi yang ada, juga menyebabkan meningkatnya produksi emisi gas CO2.

Terkait teknologi, ia mengatakan, PLTB sederhana ini menggunakan kincir horisontal tipe savonius yang dapat mengikuti kemanapun arah angin akan datang.

“Kami mulai mengerjakannya sejak November 2021 dan selesai satu bulan kemudian. Kincir angin kami tempatkan di kawasan rumah kompos Kampus Merr (C) agar dapat memenuhi kebutuhan listrik pada mesin penggiling dan mesin-mesin lainnya,” terangnya.

Keberadaan kincir angin di rumah kompos nantinya akan menjadi pusat kawasan energi hijau. Cara kerjanya juga cukup sederhana. Karnaji menjelaskan, energi angin akan diteruskan untuk memutar rotor pada generator di bagian belakang turbin. Kincir angin menggerakkan turbin dengan kapasitas 1.000 watt dengan kapasitas penyimpanan sebesar 4.000 watt.

Selanjutnya, kincir angin akan menghasilkan energi listrik dan tersimpan ke dalam baterai terlebih dahulu.

“Pembuatan kincir angin ini sekaligus menjadi upaya penerapan Sustainable Development Goals (SDGs) yang sedang gencar digaungkan di seluruh dunia. Kincir angin sebagai media pembelajaran mahasiswa yang tertarik pada poin SDGs nomor 7 yakni affordable and clean energy,” paparnya. (Hartatik)

Tenaga pembangkit tenaga surya bentuk kincir angin milik Unair. (Sumber: Dok Unair)

Like this article? share it

More Post

Receive the latest news

Subscribe To Our Weekly Newsletter

Get notified about new articles