The Bandung Spirit Water Summit dorong solusi krisis air di pulau-pulau kecil dan terluar

Menteri Pekerjaan Umum dan Pekerjaan Rakyat sekaligus Ketua Harian World Water Forum ke-10 (kemeja putih Tengah) menghadiri pertemuan ke-23 HELP (The High-Level Experts and Leaders Panel on Water and Disasters) di Bali Nusa Dua Convention Center, Minggu (19/5). (Sumber: Kementerian PUPR)

Jakarta – Semangat kolaboratif global dalam mencari solusi atas permasalahan air di pulau-pulau kecil dan terluar menjadi fokus utama dalam The Bandung Spirit Water Summit yang diadakan pada 21 Mei 2024. Acara ini merupakan bagian dari rangkaian World Water Forum ke-10 yang berlangsung di Nusa Dua, Bali, dari 18 hingga 25 Mei 2024.

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) sekaligus Ketua Harian Panitia Nasional Penyelenggara World Water Forum ke-10, Basuki Hadimuljono, bersama Ketua High-Level Experts and Leaders Panel (HELP) yang juga mantan Perdana Menteri Korea, Han Seung-soo, membuka acara The Bandung Spirit Water Summit.

Menteri Basuki menekankan pentingnya pengelolaan sumber daya air terintegrasi di pulau-pulau terkecil dan terluar untuk menghadapi tantangan perubahan iklim dan kenaikan muka air laut. “Pengelolaan sumber daya air menghadapi tantangan seperti regulasi penanganan bencana, pengumpulan data dan analisa, serta peningkatan kapasitas dan koordinasi antar pemangku kepentingan,” ujar Basuki dalam The 23rd High-Level Experts and Leaders Panel (HELP) on Water and Disasters di Bali Nusa Dua Convention Center, Minggu, 19 Mei.

Pemerintah Indonesia menginisiasi pembentukan Pusat Keunggulan (Center of Excellence) Ketahanan Sumber Daya Air dan Perubahan Iklim. Pusat ini bertujuan merumuskan pengintegrasian aspek lingkungan dan sosial ekonomi dalam menghadapi perubahan iklim. “Diperlukan jejaring dan kerja sama antarpemangku kepentingan yang terdiri dari pemerintah, swasta, dan akademisi sehingga dapat menjadi pusat pengembangan teknologi, peningkatan kapasitas, serta penerapan solusi efektif untuk perubahan iklim dan tantangan sumber daya air yang berkesinambungan dan inklusif,” tambah Basuki.

Profesor Kenzo Hiroki dari National Graduate Institute for Policy Studies (GRIPS), sekaligus Koordinator HELP, menekankan pentingnya forum ini dalam mengangkat dan mendorong pembahasan masalah air ke platform politik solidaritas dan kemakmuran bersama.

“The Bandung Spirit Water Summit akan menjadi koridor politik baru untuk mencapai Sustainable Development Goals (SDGs) melalui air. Di forum ini, para pemimpin negara, organisasi internasional, ahli, serta pemangku kepentingan akan berdialog dan menghasilkan The Spirit of Bandung: a call to action,” kata Kenzo.

Acara ini akan merumuskan proposal dan tindakan nyata dengan lima fokus utama: air dan perdamaian, perubahan iklim dan pengurangan risiko bencana, sanitasi dan air untuk semua, keuangan dan pemerintahan, serta generasi muda. Bandung Spirit merujuk pada semangat kolaboratif dari Konferensi Asia Afrika 1955 yang menekankan kerja sama yang saling menguntungkan.

Basuki sebelumnya menyuarakan semangat Bandung Spirit dalam berbagai kesempatan, termasuk dalam 21st HELP on Water and Disasters di Madrid pada tahun 2023.

“Semangat Konferensi Asia Afrika di Bandung akan menjadi landasan diselenggarakannya World Water Forum ke-10 di Bali pada tahun 2024, tidak hanya sebagai landasan filosofis tetapi juga sebagai konsep dasar forum tersebut,” ujar Basuki. (Hartatik)

Like this article? share it

More Post

Receive the latest news

Subscribe To Our Weekly Newsletter

Get notified about new articles