Jakarta – Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Basuki Hadimuljono dalam rilis tertulis, Selasa (7/6) mengatakan bahwa untuk mengefektifkan penggunaan air dan mengoptimalisasikan potensi sumber daya air, kita “Perlu penerapan smart water management”.
Dampak perubahan iklim sudah terasa bahkan mengancam ketersediaan air tanah. Selain itu kondisi sungai dan danau yang tercemar juga membuat ketersediaan air semakin menipis. Sementara kebutuhan air senantiasa meningkat signifikan lantaran laju urbanisasi kian cepat, populasi manusia terus bertumbuh dan pemulihan ekonomi pasca-pandemi Covid 19.
Lebih lanjut, isu perubahan iklim, sumber air tanah yang terkuras, serta kondisi sungai dan danau yang tercemar juga menambah tekanan lebih lanjut pada masalah krisis air. Penerapan smart water management dapat meminimalkan konflik penggunaan air yang semakin besar untuk memenuhi kebutuhan air domestik, irigasi, industri, pariwisata, pengendali banjir, hingga pembangkit listrik.
“Kita akan mampu bertahan dari tantangan itu, jika kita dapat mengoptimalkan air yang tersedia serta adaptasi terhadap perubahan iklim,” imbuhnya.
Menteri Basuki berharap setiap negara di dunia mampu mempersiapkan pengembangan kompetensi insinyur-insinyur muda agar mampu menjawab tantangan-tantangan pada bidang sumber daya air global. Sehubungan itu, diperlukan pengelolaan air yang cerdas dengan menggunakan data, teknologi, dan inovasi yang terkalibrasi dengan baik.
“Kami sangat membutuhkan insinyur muda yang siap dengan kreativitas tertentu agar sigap memanfaatkan dan menguasai teknologi baru,” tukasnya. (Hartatik)