Sekjen PBB ingatkan komitmen atasi penurunan suhu 1,5 derajat melemah

Jakarta – Seruan keras disampaikan Sekretaris Jenderal (Sekjen) PBB Antonio Guterres dalam acara Petersberg Climate Dialogue, Berlin, Jerman pada Senin (18/7). Menurutnya, semangat negara-negara untuk menjaga kenaikan suhu bumi tidak lebih dari 1,5 derajat justru semakin melemah.

“Delapan bulan yang lalu kita meninggalkan COP26 dengan target 1,5 derajat. Sejak itu, denyut nadinya semakin melemah,” tutur Guterres.

Ia mengingatkan bahwa konsentrasi gas rumah kaca, kenaikan permukaan laut, dan panas laut telah memecahkan rekor baru. Karena itu, ia menyerukan pada semua negara untuk bertindak bersama atau akan menanggung akibat buruknya

“Setengah dari umat manusia berada pada zona bahaya dari banjir, kekeringan, badai ekstrem, dan kebakaran hutan. Tidak ada bangsa yang kebal. Namun, kita terus melanjutkan kecanduan kita akan bahan bakar fosil.”

Lebih lanjut, ia menyayangkan negara-negara peserta COP26 gagal bekerja sama sebagai komunitas multilateral. Bahkan mereka terus saling menyalahkan, alih-alih bertanggung jawab atas masa depan kolektif.

“Kita tidak bisa terus seperti ini. Kita harus membangun kembali kepercayaan dan bersatu, untuk menjaga suhu (bumi) 1,5 derajat dan membangun komunitas yang tahan iklim. Janji yang dibuat harus janji yang ditepati.” Imbuhnya.

Menurut dia, ada potensi besar untuk transisi energi yang adil dengan mempercepat penghentian penggunaan batu bara melalui penerapan energi terbarukan yang sesuai masing-masing negara. Misalnya, kesepakatan dengan Afrika Selatan pada November lalu menjadi preseden yang baik. “Kemitraan yang sedang dibahas dengan Indonesia dan Vietnam juga penting. Mereka mewujudkan potensi kerja sama dalam semangat multilateral dan kolaboratif,” papar dia.

Dia berharap G7 dan G20 menunjukkan kepemimpinan pada energi terbarukan, dan pada kerja sama dengan itikad baik. Dia mendorong cakupan sistem peringatan dini universal dalam lima tahun ke depan, sebagai permulaan. “Dan mari tunjukkan bagaimana kita dapat menggandakan pendanaan adaptasi menjadi 40 miliar USD per tahun dan bagaimana Anda akan meningkatkannya menjadi pendanaan mitigasi yang setara,” imbuhnya.

Terkait keuangan yang dibutuhkan negara berkembang. Guterres meminta agar janji 100 miliar USD per tahun, jangan sekedar lip service. “Berikan kejelasan melalui tenggat waktu dan kepastian kapan dana itu dikirim,” tukasnya.

Guterres ingin memastikan bahwa mereka yang paling membutuhkan dana dapat mengaksesnya. Sebagai pemegang saham bank pembangunan multilateral, negara maju harus menuntut pengiriman segera dari investasi dan bantuan yang diperlukan untuk memperluas energi terbarukan dan membangun ketahanan iklim di negara-negara berkembang. (Hartatik)

Foto banner: Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres berbicara dalam pesan yang direkam sebelumnya pada Dialog Iklim Petersberg, Berlin, Jerman pada Senin (18/7). Sumber: UN.org

Like this article? share it

More Post

Receive the latest news

Subscribe To Our Weekly Newsletter

Get notified about new articles