Jakarta – Indonesia tengah menekankan pembangunan infrastruktur transmisi listrik skala besar atau super grid sebagai langkah kunci dalam memaksimalkan potensi energi terbarukan di tanah air, karena pemanfaatannya masih sangat minim, menurut Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).
Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM Dadan Kusdiana mengatakan bahwa keberadaan sumber energi baru terbarukan (EBT) yang melimpah membutuhkan sistem transmisi yang mumpuni untuk mendistribusikannya secara efisien ke seluruh wilayah Indonesia.
“Dengan potensi EBT yang tersebar di berbagai daerah, termasuk di lokasi terpencil, pembangunan super grid menjadi sangat penting agar kita dapat menghubungkan dan mendistribusikan energi tersebut ke seluruh pulau utama di Indonesia,” ungkap Dadan dalam diskusi Rembuk Nasional Transisi Energi, Kamis, 7 Maret.
Dadan menjelaskan bahwa meskipun potensi energi terbarukan di Indonesia sangat besar, namun pemanfaatannya masih sangat minim. Hingga September 2023, baru sekitar 0,3% dari potensi energi terbarukan yang dimanfaatkan, termasuk energi surya, hidro, angin, bioenergi, panas bumi, dan laut.
“Pemanfaatan energi terbarukan di Indonesia masih jauh dari optimal. Misalnya, potensi energi surya mencapai 3,2 Terra Watt (TW), namun baru dimanfaatkan sebesar 345 Mega Watt (MW). Begitu juga dengan potensi energi hidro dan angin yang baru dimanfaatkan sebagian kecil dari keseluruhan potensinya,” tambahnya.
Adapun potensi energi hidro mencapai 95 Giga Watt (GW), tapi bari dimanfaatkan sebesar 6,7 GW. Sedangkan energi angina potensinya sebesar 155 GW, baru 154 MW yang dimanfaatkan.
Lebih lanjut, menurutnya, pemerintah Indonesia berharap dapat memanfaatkan perkembangan teknologi terkini untuk mempercepat pemanfaatan energi terbarukan di dalam negeri.
“Kita sudah memiliki teknologi yang cukup untuk memanfaatkan sumber energi terbarukan. Saatnya kita mengambil langkah konkret untuk memaksimalkan potensi ini,” tandas Dadan. (Hartatik)