Realisasi subsidi energi 2023 bengkak 6,6 persen, tembus Rp 269,6 triliun

Jakarta – Kementerian Keuangan mengatakan bahwa realisasi belanja subsidi energi 2023 untuk BBM, LPG, listrik hingga pupuk bersubsidi membengkak 6,6 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) menjadi Rp 269,6 triliun dibanding tahun sebelumnya Rp 252,8 triliun.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam konferensi pers APBN 2023 secara daring mengatakan, pembengkakan subsidi energi dipengaruhi oleh realisasi subsidi non-energi yang meningkat, seperti subsidi pupuk dan bunga kredit usaha rakyat (KUR).

Sri Mulyani menjelaskan, subsidi non energi mencapai Rp 105,3 triliun atau tumbuh 30,1 persen yoy. Di sisi lain, realisasi subsidi energi di 2023 mencapai Rp 164,3 triliun. Rinciannya subsidi BBM dan LPG 3 kg sebesar Rp 95,6 triliun, lalu subsidi listrik sebesar Rp 68,7 triliun.

Sri Mulyani melanjutkan, penyaluran subsidi tersebut menjangkau 16,5 juta kiloliter (kl) BBM jenis solar dan minyak tanah. Kemudian, LPG 3 kg 7,7 juta metrikton (MT), dan subsidi bagi 40 juta pelanggan listrik bersubsidi.

Ke depan, Sri Mulyani berharap PT Pertamina (Persero) terus memperketat penyaluran BBM subsidi maupun LPG 3 kg. Dengan demikian, penyaluran subsidi lebih tepat sasaran di tahun 2024.

“Untuk pupuk juga kita bagikan berdasarkan nama dan lokasi, sehingga kita juga tahu petani mana yang benar-benar kita mau bantu,” pungkas Sri Mulyani. (Hartatik)

Foto banner: Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. (Sumber: Kanal YouTube Kementerian Keuangan)

Like this article? share it

More Post

Receive the latest news

Subscribe To Our Weekly Newsletter

Get notified about new articles