
Jakarta – Ekspansi bisnis pada teknologi energi ramah lingkungan dan energi baru terbarukan (EBT) kini menjadi fokus pengembangan PT Bukit Asam Tbk (PTBA), anggota holding BUMN Pertambangan MIND ID. Ekspansi bisnis tersebut di antaranya PLTU Mulut Tambang Sumsel-8 dengan kapasitas terpasang 2×620 MW dengan nilai mencapai US$1,68 miliar.
Corporate Secretary PT Bukit Asam Tbk Apollonius Andwie mengatakan, PLTU ini merupakan bagian dari proyek 35.000 MW dan dibangun oleh PTBA melalui PT Huadian Bukit Asam Power (PT HBAP) sebagai Independent Power Producer (IPP).
PT HBAP merupakan konsorsium antara PTBA dengan China Huadian Hongkong Company Ltd. Progres pembangunan proyek PLTU nantinya membutuhkan 5,4 juta ton batu bara per tahun ini telah mencapai penyelesaian konstruksi sebesar 96,57 persen. Pembangkit listrik ini diharapkan bisa beroperasi penuh secara komersial pada 2022.
“PLTU Sumsel 8 memanfaatkan teknologi PLTU ramah lingkungan supercritical. PLTU juga menerapkan teknologi flue gas desulfurization (FGD) yang berfungsi meminimalisasi sulfur dioksida (SO2) dari emisi gas buang PLTU,” ujarnya dalam rilis tertulis, Senin (23/5).
PTBA also collaborates with other state-owned companies including PT Angkasa Pura II (Persero) to build solar power generation at Soekarno Hatta Airport; and PT Jasa Marga (Persero) Tbk to build solar power generation in toll roads, such as the project in Bali Mandara toll road with an installed capacity of 400 kilowatt peak (kWp). PTBA will also develop solar power plants in post-mining land areas. (Hartatik)
PTBA juga bekerjasama dengan BUMN lain antara lain PT Angkasa Pura II (Persero) untuk membangun PLTS di Bandara Soekarno Hatta; dan PT Jasa Marga (Persero) Tbk untuk membangun PLTS di jalan tol, seperti proyek di jalan tol Bali Mandara dengan kapasitas terpasang 400 kilowatt peak (kWp). PTBA juga akan mengembangkan pembangkit listrik tenaga surya di lahan pasca-tambang. (Hartatik)