PLN terima hibah Rp 15 miliar untuk dukung EBT di Indonesia Timur

Jakarta – PT PLN (Persero) meraih kesepakatan hibah senilai USD 1 juta atau sekitar Rp 15 miliar dari Badan Perdagangan dan Pembangunan Amerika Serikat (USTDA) dalam rangka mendukung pengembangan infrastruktur Energi Baru Terbarukan (EBT) di lima daerah Terluar, Terdepan, dan Tertinggal (3T) di wilayah Indonesia Timur.

Dana hibah ini akan menjadi pendorong bagi studi kelayakan teknis dan ekonomi proyek mini-grid EBT, yang memperinci desain teknis, evaluasi dampak ekonomi, serta dampak lingkungan dan sosial dari pembangkit listrik EBT yang direncanakan.

Direktur Keuangan PLN, Sinthya Roesly, mengatakan bahwa dana hibah tersebut akan digunakan untuk membiayai layanan jasa terkait dengan persiapan studi kelayakan teknis dan ekonomi proyek mini-grid EBT, yang mencakup desain solusi teknik yang terperinci, evaluasi dampak ekonomi, lingkungan, serta dampak lain dari pembangkit listrik EBT ketika dijalankan.

“Kegiatan ini penting untuk menganalisis dan mendukung implementasi PLN dalam mempersiapkan proyek EBT di wilayah 3T di kemudian hari,” ujar Sinthya dalam keterangan resmi.

Kolaborasi antara PLN dan USTDA ini ditandai dengan pertukaran dokumen Grant Agreement yang telah ditandatangani oleh kedua belah pihak sebagai simbol komitmen bersama di Kantor Pusat PLN pada Senin, 12 Februari 2024. Direktur USTDA, Enoh Titilayo Ebong menyatakan bahwa kolaborasi ini sejalan dengan visi global USTDA dalam mendorong pertumbuhan keberlanjutan di negara berkembang.

“Transformasi penggunaan EBT akan berimplikasi terhadap mitigasi krisis iklim, khususnya lewat penyediaan akses kelistrikan yang dapat diandalkan,” ujar Ebong.

PLN telah menegaskan komitmennya untuk menjalankan peta jalan transisi energi berdasarkan trilema energi, yaitu energy security, energy equity, dan environmental sustainability. Melalui studi dan pengembangan yang berkualitas, PLN optimistis pendistribusian EBT dapat dilakukan dengan adil, terjangkau, dan dapat diterima masyarakat secara andal dan berkualitas.

Langkah ini juga sejalan dengan visi global untuk mendukung target Enhanced-Nationally Determined Contribution (E-NDC) pada tahun 2030 dan Net Zero Emissions (NZE) di tahun 2060 yang telah diumumkan oleh Pemerintah Indonesia.

PLN juga memiliki rencana untuk mengembangkan pembangkit hibrida dengan mengkolaborasikan antara Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD), Solar PV, dan battery storage di lima lokasi 3T potensial di Indonesia Timur.

“Lewat kolaborasi ini kita ingin meningkatkan akses kelistrikan di lima wilayah 3T menjadi 24 jam lewat dukungan energi hijau. Saya harap kolaborasi ini menjadi langkah awal yang bisa membawa pengaruh besar bagi masyarakat Indonesia,” imbuh Sinthya. (Hartatik)

Like this article? share it

More Post

Receive the latest news

Subscribe To Our Weekly Newsletter

Get notified about new articles