PLN tawarkan investasi alih teknologi konversi PLTD ke EBT

Jakarta – PT PLN (Persero) mempersiapkan konversi pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD) menjadi pembangkit listrik berbasis energi baru terbarukan (EBT) sebesar 600 megawatt (MW). Konversi pembangkit listrik konvensional tersebut bertujuan mengurangi emisi karbon yang nantinya berpengaruh terhadap harga listrik.

Untuk itu, PLN membuka kesempatan yang luas bagi mitra yang memiliki teknologi yang telah terbukti dan murah untuk menggantikan PLTD tersebut. Ke depan nantinya, PLN akan membuka kunci semua teknologi baterai sebagai cadangan daya.

“Kita undang semua potensial partner untuk partisipasi. Kompetisi ini untuk bisa mendrive harga yang lebih murah dari energi bersih,” kata Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, dalam keterangan tertulis, Selasa (26/4).

Menurutnya upaya pengurangan emisi karbon memang masih dilematis. Sebab berpengaruh terhadap harga listrik. Namun, seiring berjalannya waktu, harga pembangkit energi bersih semakin terjangkau

“Kami sangat memahami kondisi dilematis, jika ingin harga listrik yang murah — masih berbasis energi kotor. Tetapi seiring berjalannya waktu saat ini pembangkit berbasis energi bersih makin murah dan ini menjadi landasan kuat kami melakukan perubahan,” ujar Darmawan.

Gunawan optimistis upaya tersebut dapat menurunkan ketergantungan dari bahan bakar fosil, mengurangi emisi, meningkatkan porsi EBT dalam bauran energi, dan meningkatkan ketahanan energi sebab memakai energi domestik yang menjadi potensi negara Indonesia.

“PLN menjadi BUMN tonggak utama dalam pengurangan emisi. Jika PLN tidak melakukan upaya pengurangan emisi, maka pada 2060 mendatang sektor kelistrikan bisa menyumbang 920 juta emisi karbon,” tukasnya. (Hartatik)

Foto banner: Presiden Direktur PLN Darmawan Prasodjo, Sumber: PLN 

Like this article? share it

More Post

Receive the latest news

Subscribe To Our Weekly Newsletter

Get notified about new articles