PLN rancang 70.000 kms jaringan transmisi hijau untuk listrik EBT di daerah terpencil

Jakarta – PT PLN (Persero) memperkenalkan rencana pembangunan jaringan transmisi hijau sepanjang 70.000 kilometer sirkuit (kms) yang akan mendistribusikan listrik dari sumber Energi Baru Terbarukan (EBT) ke daerah-daerah terpencil di seluruh Indonesia. Dalam keterangan pers, Rabu, 13 November, dikatakan bahwa inisiatif ini bertujuan mendukung transisi energi sekaligus memastikan akses listrik yang andal dan berkelanjutan di seluruh wilayah Indonesia, termasuk daerah yang sulit dijangkau.

Direktur Transmisi dan Perencanaan Sistem PLN, Evy Haryadi, mengungkapkan bahwa infrastruktur transmisi ini merupakan bagian dari proyek Green Enabling Transmission Line. Proyek ini akan menjadi tulang punggung dalam distribusi listrik hijau, terutama dari pembangkit energi terbarukan seperti Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dan Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB).

“Jaringan transmisi hijau ini akan menjadi landasan penting bagi pengembangan energi terbarukan di Indonesia. Dengan total panjang mencapai 70.000 km, kita akan mampu mengalirkan listrik hijau ke pusat-pusat permintaan, bahkan di daerah terpencil yang memiliki potensi besar untuk EBT,” kata Evy.

Smart grid dan infrastruktur hijau untuk masa depan

Selain pengembangan jaringan transmisi, PLN juga tengah mempersiapkan implementasi teknologi smart grid untuk mengatasi tantangan intermitensi dari pembangkit listrik berbasis EBT. Teknologi ini akan membantu menjaga stabilitas sistem kelistrikan dengan mengintegrasikan pasokan listrik dari sumber energi terbarukan yang sifatnya fluktuatif, seperti tenaga surya dan angin.

PLN memproyeksikan bahwa pengembangan jaringan transmisi hijau ini akan memberikan dampak ekonomi yang signifikan, terutama di wilayah Indonesia bagian timur yang memiliki potensi EBT tinggi, termasuk menciptakan banyak lapangan kerja serta mendorong pertumbuhan industri yang terkait dengan teknologi energi bersih.

Evy Haryadi mencontohkan daerah seperti Papua dan Maluku yang telah direncanakan sebagai lokasi pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK). “Dengan adanya transmisi hijau ini, kita bisa memastikan pasokan energi yang cukup dan berkelanjutan untuk KEK di Sorong, Timika, hingga Raja Ampat. Penambahan kapasitas pembangkit satu gigawatt di Papua saja diestimasi dapat meningkatkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) hingga 240%,” paparnya.

Sementara itu, Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM, Eniya Listiani Dewi mengungkapkan bahwa Indonesia memiliki potensi besar dalam sektor energi terbarukan, mencapai 13,8 terawatt (TW). Menurutnya, proyek transmisi hijau PLN ini selaras dengan upaya pemerintah untuk memaksimalkan penggunaan EBT dan mengurangi ketergantungan pada energi fosil.

Pemerintah telah memberikan dukungan penuh terhadap inisiatif ini, mengingat pentingnya transisi energi untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi sebesar 8% per tahun. Eniya Listiani Dewi menambahkan bahwa kerja sama antara pemerintah, PLN, dan sektor swasta akan menjadi kunci dalam mempercepat pembangunan infrastruktur hijau di Indonesia.

“Kami akan terus mendorong kolaborasi dengan berbagai pihak. Pengembangan jaringan transmisi hijau ini adalah langkah strategis untuk memastikan bahwa kita tidak hanya mencapai target energi bersih, tetapi juga menciptakan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan,” tutup Eniya. (Hartatik)

Like this article? share it

More Post

Receive the latest news

Subscribe To Our Weekly Newsletter

Get notified about new articles