PLN: Perlu Rp 300 triliun untuk pembangunan transmisi energi terbarukan

Jakarta – Dalam upaya mendukung agenda energi hijau nasional, PT PLN (Persero) mengumumkan rencana besar untuk menambah kapasitas pembangkit listrik energi terbarukan hingga tahun 2040, Kamis, 6 Juni. Salah satu fokus utama dalam rencana ini adalah pembangunan jaringan transmisi yang kuat, dengan estimasi dana mencapai Rp 300 triliun.

Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, dalam acara Road To Investment Days PLN mengatakan: “Tanpa adanya transmisi, kita tidak mungkin bisa hanya memetakan potensi dari hidro dan geothermal, tetapi dengan adanya transmisi maka kita bisa menambah 30 GW additional hydrogen”.

Ia menjelaskan bahwa pembangunan infrastruktur energi terbarukan sering kali terkendala oleh keterbatasan lokasi yang sesuai, sehingga pembangunan jaringan transmisi menjadi sangat krusial untuk mengatasi kendala distribusi energi.

Rencana revisi Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) terbaru mencakup penambahan kapasitas pembangkit listrik sebesar 80 giga watt (GW) hingga 2040, dengan 75 persen dari kapasitas tersebut berasal dari pembangkit energi baru terbarukan (EBT) dan 25 persen lainnya dari pembangkit berbasis gas.

Selain masalah transmisi, tantangan lain yang dihadapi PLN adalah pendanaan investasi yang besar. PLN memperkirakan bahwa investasi besar ini sangat diperlukan untuk memastikan energi terbarukan dapat mencapai daerah-daerah dengan permintaan tinggi.

Pendanaan sebesar Rp 300 triliun diharapkan dapat mengatasi kendala distribusi energi ini. Darmawan juga menyoroti pentingnya membangun pembangkit energi terbarukan secara cepat. Dia menyebutkan langkah agresif Vietnam dalam membangun fasilitas energi terbarukan dalam waktu singkat sebagai contoh yang perlu dicontoh oleh Indonesia. Dengan visi dan komitmen yang jelas, Darmawan berharap PLN dapat memainkan peran kunci dalam transformasi energi di Indonesia.

“Investasi dalam energi terbarukan dan infrastruktur pendukungnya akan menjadi fondasi bagi masa depan energi bersih dan berkelanjutan di tanah air,” tegasnya.

Dengan langkah-langkah strategis yang sedang diambil, Indonesia berpotensi menjadi salah satu negara terdepan dalam penerapan energi terbarukan di kawasan Asia Tenggara.

Menutup diskusi, Darmawan mengingatkan bahwa rencana ambisius ini tidak lepas dari tantangan besar yang harus dihadapi, mulai dari penyesuaian lokasi pembangunan hingga pendanaan investasi yang signifikan. Namun, dengan komitmen dan strategi yang tepat, tantangan ini diharapkan dapat diatasi demi masa depan energi yang lebih bersih dan berkelanjutan bagi Indonesia. (Hartatik)

Like this article? share it

More Post

Receive the latest news

Subscribe To Our Weekly Newsletter

Get notified about new articles