Jakarta – PT PLN (Persero) mulai mengoperasikan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) terapung di kawasan Tambak Lorok, Semarang. PLTS terapung dengan kapasitas 561 kilowatt peak (kWp) ini menjadi terbesar yang pernah dibangun PLN.
Direktur Utama PT PLN (Persero), Darmawan Prasodjo mengatakan, pembangunan PLTS terapung ini dioperasikan oleh anak usaha PLN yakni PLN Indonesia Power (PLN IP). “PLTS terapung ini bagian dari pembangunan PLTS dengan total keseluruhan sebesar 920 kWp di beberapa gedung Kompleks Pembangkit Listrik Gas dan Uap (PLTGU) PLN IP Semarang Power Generation Unit (PGU),” terang Darmawan dalam keterangan resmi.
Sebagai upaya menuju Net Zero Emission 2060, PLN antara lain tidak lagi membuat kontrak baru pembangunan pembangkit listrik berbahan bakar batu bara. Sebagai gantinya, PLN mulai membangun pembangkit listrik berbasis energi baru dan terbarukan (EBT). Strategi besarnya adalah bergeser untuk meninggalkan pembangkit berbahan fosil ke pembangkit EBT.
Sementara itu, Direktur Utama PLN Indonesia Power, Edwin Nugraha Putra menambahkan, pembangunan PLTS ini merupakan komitmen PLN IP bersama anak usahanya, PT Indo Tenaga Hijau dalam mewujudkan transisi energi di Indonesia.
“PLTS Apung ini dibangun di atas water pond seluas 1 hektar dengan waktu pembangunan selama 8 bulan. Pada tahun pertama PLTS ini akan memproduksi listrik ramah lingkungan sebesar 1,4 juta kWh per tahun dan berkontribusi menurunkan emisi gas Co2 hingga sebesar 1.304 ton/tahun,” terang Edwin. (Hartatik)
Foto banner: PT PLN (Persero) melalui PLN Indonesia Power (PLN IP) sukses mengoperasikan PLTS Apung terbesar di Indonesia. (Sumber: Dok PLN)