Jakarta – PLN Indonesia Power (PLN IP) berhasil melaksanakan uji coba penerapan bahan bakar green ammonia pada Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Labuan berkapasitas 2 x 300 Megawatt. Dalam keterangan pers, Kamis, 27 Februari, PLN IP mengatakan uji coba ini berpotensi menurunkan emisi karbon mencapai 70.640,64 ton CO₂ per tahun.
Dalam uji coba ini, PLN IP menerapkan ammonia cofiring, atau proses pembakaran ammonia di samping bahan bakar lain, sebesar 3 persen selama 8 jam dengan total penggunaan 50 ton ammonia. Direktur Utama PLN IP, Edwin Nugraha Putra, mengungkapkan bahwa keberhasilan ini membuktikan bahwa teknologi ammonia cofiring dapat diimplementasikan untuk mengurangi ketergantungan pada batu bara.
“Dari uji coba ini, kita dapat mengurangi penggunaan batu bara sebanyak 4,5 ton per jam, yang berkontribusi pada penurunan emisi sebesar 9,45 ton CO₂ per jam. Jika diterapkan secara berkelanjutan, ini setara dengan menanam sekitar 70.000 pohon dalam setahun,” ujar Edwin.
Menurutnya, keberhasilan ini merupakan hasil kolaborasi antara PLN Indonesia Power, IHI Corporation, dan Pupuk Kujang. Pupuk Kujang berperan sebagai penyedia green ammonia yang berasal dari produksi green hydrogen, sementara IHI Corporation menyediakan teknologi ammonia burner untuk mendukung implementasi cofiring di PLTU.
Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM, Eniya Listiani Dewi, mengapresiasi inisiatif ini yang sejalan dengan Strategi Hidrogen Nasional dan Roadmap Hidrogen dan Amonia Nasional.
“Sinergi antara PLN Indonesia Power, Pupuk Kujang, dan IHI Corporation menjadi tonggak penting dalam upaya menekan emisi dari sektor ketenagalistrikan. Implementasi ammonia cofiring di PLTU berbahan bakar batu bara adalah langkah strategis dalam mencapai Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2060,” kata Eniya.
Sementara itu, Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM, Jisman P. Hutajulu, menegaskan bahwa sektor ketenagalistrikan memiliki peran krusial dalam transisi energi di Indonesia.
“Pemerintah telah menyusun Rencana Umum Ketenagalistrikan Nasional (RUKN) sebagai peta jalan transisi energi. Salah satu program utama dalam peta jalan ini adalah penerapan biomassa cofiring dan ammonia cofiring di PLTU untuk mengurangi emisi karbon secara bertahap,” jelas Jisman.
Di sisi lain, Direktur Perencanaan Korporat dan Pengembangan Bisnis PT PLN (Persero), Hartanto Wibowo, menegaskan bahwa ammonia cofiring adalah langkah awal dari transformasi yang lebih besar dalam industri ketenagalistrikan.
“Mengutip kalimat Neil Armstrong, ‘One small step for man, one giant leap for mankind.’ Hari ini, kita melakukan ‘One small step for PLN, one giant step for Indonesia.’ Ini adalah momen bersejarah, ammonia cofiring pertama di Indonesia, yang akan menjadi batu loncatan untuk pengembangan teknologi serupa ke depan,” ujar Hartanto.
Pemerintah Jepang melalui Kementerian Ekonomi, Perdagangan, dan Industri (METI) juga memberikan dukungan penuh terhadap proyek ini. Deputy Commissioner for International Affairs Agency for Natural Resources and Energy METI, Masanori Tsuruda, menyatakan bahwa proyek ini berpotensi menjadi model bagi negara-negara anggota Asia Zero Emission Community (AZEC).
“Saya sangat senang melihat perkembangan proyek ini yang berjalan dengan baik dan menunjukkan kemajuan nyata. Negara-negara AZEC berkomitmen untuk mencapai dekarbonisasi, pertumbuhan ekonomi, dan keamanan energi secara bersamaan. Kami berharap proyek ini menjadi contoh bagi negara-negara lainnya,” ujar Masanori. (Hartatik)
Foto banner: Gambar dibuat menggunakan OpenAI DALL·E via ChatGPT (2025)