PLN gencarkan co-firing untuk gantikan batubara

Jakarta – PT PLN (Persero) makin masif menggunakan biomassa menggantikan batubara sebagian (co-firing) dalam masa transisi energi untuk pembangkit listrik tenaga uap (PLTU). Salah satunya program co-firing PLTU Jeranjang di Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat.

General Manager PLN Unit Induk Wilayah NTB, Sudjarwo, menjelaskan bahwa sepanjang tahun 2022 lalu, PLN telah mengimplementasikan teknologi co-firing di dua lokasi PLTU di NTB, yaitu PLTU Jeranjang yang berlokasi di Desa Taman Ayu, Lombok Barat, dan PLTU Sumbawa Barat di Taliwang, Kabupaten Sumbawa Barat.

Co-firing mengacu pada praktik pembakaran dua jenis bahan bakar yang berbeda secara bersamaan pada suatu pembangkit listrik. Dalam PLTU, co-firing biasanya melibatkan penambahan biomassa ke batu bara sebelum dibakar dalam boiler.

“Adapun jenis co-firing yang digunakan adalah sampah yang telah diolah menjadi ‘solid recovered fuel’. Bisa berupa sekam padi, serbuk kayu maupun serpihan atau potongan kayu,” ungkap Sudjarwo dalam keterangan tertulis, minggu ini.

Melalui program co-firing ini, PLN tidak hanya bermaksud mengganti batubara dengan biomassa, tetapi juga membangun rantai pasok biomassa yang handal dengan melibatkan masyarakat yang dalam penyediaannya memiliki dampak ekonomi untuk mereka secara langsung.

Menurut Sudjarwo, program ekonomi kerakyatan co-firing ini juga merupakan langkah nyata PLN dalam menjawab persoalan global. Untuk terus menjaga keberlangsungan pasokan biomassa, PLN juga telah merintis pembangunan rantai pasok melalui program pendampingan, pilot project pengembangan skala kecil sampai dengan komersialisasi biomassa yang melibatkan berbagai elemen masyarakat.

Sementara itu, Barwan, salah satu distributor biomassa serbuk kayu yang digunakan untuk co-firing PLTU Jeranjang mengaku, dalam satu bulan, bisa menyediakan hingga 300 ton serbuk kayu.

Barwan menceritakan, proses penyediaan serbuk kayu atau woodchip harus melewati beberapa tahapan agar siap digunakan untuk co-firing. Dimulai dari mencari serbuk di tempat penimbunan atau pemotongan kayu, kemudian dikemas dalam karung dan dibawa ke penampungan (shelter) untuk dikeringkan terlebih dahulu, sebelum dikirim ke PLTU Jeranjang. (Hartatik)

Foto banner: Mamang Kalem/shutterstock.com

Like this article? share it

More Post

Receive the latest news

Subscribe To Our Weekly Newsletter

Get notified about new articles