PLN EPI: Gas alam tetap penting demi keandalan listrik di masa transisi menuju energi bersih

Jakarta – PT PLN Energi Primer Indonesia (EPI) memastikan bahwa gas bumi masih memegang peran krusial dalam menjaga keandalan pasokan listrik nasional. Tahun ini, perusahaan memproyeksikan kebutuhan gas untuk sektor kelistrikan mencapai 1,5 miliar kaki kubik per hari (MMSCFD).

Direktur Gas dan BBM PLN EPI, Rakhmad Dewanto, dalam acara Energy Corner, Jumat, 25 April, menjelaskan bahwa meski batu bara masih dominan dalam bauran energi pembangkit, peran gas tetap vital sebagai energi transisi dan penyeimbang beban.

“Gas digunakan sekitar 20% dari total energy mix pembangkit PLN saat ini. Mayoritas masih dari batu bara, sekitar 70%. Selebihnya berasal dari hidro, panas bumi, dan tenaga surya,” kata Rakhmad .

Kebutuhan gas yang digunakan PLN untuk pembangkit listrik bukan hanya besar, tapi juga sangat signifikan terhadap konsumsi domestik nasional. Rakhmad memaparkan bahwa penggunaan gas oleh PLN mencapai 40% dari konsumsi gas domestik, atau 30% dari total produksi nasional.

“Kalau kita lihat proporsinya, PLN menyerap hampir separuh dari total konsumsi gas di dalam negeri. Ini menunjukkan betapa pentingnya gas bagi sistem kelistrikan kita,” ujarnya.

Meski gas masih tergolong bahan bakar fosil, Rakhmad menekankan bahwa karakteristik teknisnya membuat gas tetap relevan, terutama dalam konteks mendampingi pertumbuhan energi baru terbarukan (EBT) yang bersifat intermiten.

“Pembangkit gas itu fast response. Artinya bisa menyala dengan cepat saat dibutuhkan. Ini penting untuk menyeimbangkan pembangkit EBT seperti solar dan angin, yang sangat bergantung cuaca,” jelasnya.

Ia juga menyebut bahwa dalam sistem kelistrikan PLN, gas diposisikan sebagai pilihan utama sebelum penggunaan BBM, yang lebih mahal dan kurang efisien.

Dorongan bertahap menuju energi bersih

Meski masih mengandalkan energi fosil, PLN EPI disebut terus melakukan penyesuaian dan strategi untuk mendukung transisi energi nasional. Penggunaan gas menjadi jembatan penting dalam peralihan dari batu bara menuju sistem yang lebih bersih dan berkelanjutan.

“Kami memang belum bisa lepas dari batu bara, tapi kami terus mendorong integrasi EBT. Gas menjadi jembatan transisi yang memungkinkan sistem tetap andal saat EBT terus dikembangkan,” tutur Rakhmad.

Sementara bauran energi pembangkit masih didominasi oleh batu bara dan gas, PLN telah menyiapkan peta jalan dekarbonisasi yang menargetkan peningkatan porsi energi bersih dalam beberapa dekade ke depan. Di sisi lain, infrastruktur pasokan gas juga terus diperkuat untuk memastikan distribusi ke pembangkit tetap lancar.

Langkah ini menjadi bagian dari upaya menjaga ketahanan energi nasional, sekaligus menyeimbangkan antara realitas kebutuhan saat ini dan visi jangka panjang menuju net zero emission. (Hartatik)

Foto banner: Gambar dibuat menggunakan OpenAI DALL·E via ChatGPT (2024)

Like this article? share it

More Post

Receive the latest news

Subscribe To Our Weekly Newsletter

Get notified about new articles