PLN EPI gandeng mitra strategis untuk gasifikasi pembangkit di Sulawesi dan Maluku

Jakarta – PT PLN Energi Primer Indonesia (PLN EPI) membentuk perusahaan patungan (joint venture) dengan tiga mitra strategis untuk mempercepat transisi energi di Indonesia bagian timur. Menurut BUMN tersebut dalam pernyataan Rabu, 22 Januari, langkah ini dilakukan untuk menggantikan bahan bakar minyak (BBM) dengan gas alam cair (LNG) pada sejumlah pembangkit listrik di wilayah Sulawesi dan Maluku.

Direktur Utama PLN EPI, Iwan Agung Firstantara, menekankan bahwa proyek ini merupakan bagian dari strategi besar untuk memperkuat ketahanan energi nasional sekaligus mendukung upaya pemerintah mencapai target emisi nol bersih (net-zero emissions) pada 2060.

“Gasifikasi pembangkit listrik ini bukan hanya menggantikan BBM yang lebih mahal dan beremisi tinggi, tetapi juga mempersiapkan ekosistem energi berbasis gas yang lebih andal dan berkelanjutan,” ujar Iwan Agung.

Proyek ini mencakup gasifikasi 10 Pembangkit Listrik Tenaga Gas/Uap (PLTG/PLTMG) dengan total kapasitas 660 megawatt (MW) di enam lokasi, yakni Pomalaa, Bau-Bau, Kendari, Gorontalo, Ternate, dan Ambon. Proses gasifikasi ini dirancang untuk mengurangi ketergantungan pada BBM sekaligus memperbaiki keandalan pasokan listrik di wilayah kepulauan.

“Gasifikasi tidak hanya solusi jangka pendek untuk menurunkan emisi, tetapi juga mendukung integrasi energi terbarukan di masa depan. Dengan sinergi ini, kami optimis dapat menciptakan sistem energi yang lebih efisien dan berkelanjutan,” tambah Iwan.

Kemitraan dengan konsorsium multinasional

Untuk merealisasikan proyek ini, PLN EPI menggandeng Konsorsium PT AGP Indonesia Utama, PT Suasa Benua Sukses, dan PT KPM Oil & Gas. Penandatanganan Shareholders’ Agreement (SHA) dilakukan pada 31 Desember 2024 di Jakarta, menandai terbentuknya Special Purpose Company (SPC) yang akan mengelola proyek gasifikasi ini.

Presiden Komisaris PT AGP Indonesia Utama, Karthik Sathyamoorthy, menyatakan kebanggaannya atas kepercayaan yang diberikan oleh PLN EPI. “Proyek ini adalah tonggak penting dalam transisi energi Indonesia, terutama di kawasan kepulauan seperti Sulawesi dan Maluku. Sebagai mitra, kami bangga dapat berkontribusi pada penyediaan energi bersih yang lebih andal untuk masyarakat,” kata Karthik.

Ia juga menyoroti komitmen pemerintah Indonesia dalam mempercepat proses perizinan untuk mendukung proyek ini. “Inisiatif pemerintah dalam memprioritaskan proyek gasifikasi ini memberikan kepastian bagi investor dan menunjukkan keseriusan dalam mendukung transisi energi nasional,” tambahnya.

Manfaat ekonomi dan lingkungan

Gasifikasi pembangkit listrik di Sulawesi dan Maluku diproyeksikan akan menekan biaya operasional PLN secara signifikan, mengingat harga LNG lebih kompetitif dibandingkan BBM. Selain itu, LNG menghasilkan emisi karbon yang lebih rendah, sehingga mendukung target Indonesia untuk menurunkan emisi gas rumah kaca sebesar 31,89 persen pada 2030 dengan upaya sendiri.

“Transformasi ini juga akan memperkuat keandalan pasokan listrik di kawasan timur Indonesia yang selama ini rentan terhadap gangguan. Dengan infrastruktur LNG yang terintegrasi, kami berharap bisa memberikan layanan listrik yang lebih stabil kepada masyarakat,” jelas Iwan Agung.

Proyek ini sejalan dengan peta jalan PLN menuju “Net Zero Emission 2060”, yang mencakup penghentian bertahap penggunaan PLTU batu bara dan peralihan ke sumber energi bersih. PLN EPI berkomitmen untuk memperluas penggunaan LNG sebagai bagian dari transisi menuju energi terbarukan yang lebih masif di masa depan.

“Kami yakin gas akan menjadi tulang punggung transisi energi Indonesia, mendukung upaya integrasi energi terbarukan, dan membantu mencapai target emisi rendah dalam jangka panjang,” tutup Iwan.

Proyek gasifikasi ini diharapkan mulai berjalan pada 2025 dan menjadi model untuk pengembangan infrastruktur LNG di wilayah-wilayah lain di Indonesia. (Hartatik)

Like this article? share it

More Post

Receive the latest news

Subscribe To Our Weekly Newsletter

Get notified about new articles