Jakarta-Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia meminta PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) untuk mempercepat pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) di Maluku. Hal ini akan membantu mengurangi ketergantungan daerah tersebut pada pembangkit listrik tenaga batu bara.
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengatakan dalam sebuah pernyataan tertanggal 6 April 2025, bahwa Maluku memiliki beberapa potensi pengembangan pembangkit listrik tenaga panas bumi. Di antaranya adalah PLTP Wapsalit, dengan potensi kapasitas 20 MW di Pulau Buru, dan PLTP Tulehu, dengan potensi kapasitas 2×10 MW di Pulau Ambon.
Proyek PLTP Wapsalit masih dalam tahap eksplorasi dan akan dilanjutkan dengan konstruksi dan kemudian beroperasi secara komersial pada tahun 2028. Sementara itu, PLTP Tulehu 2×10 MW masih dalam tahap pengadaan dan diproyeksikan akan beroperasi secara komersial pada tahun 2031.
Menteri Bahlil juga mengatakan bahwa terdapat potensi energi panas bumi di Banda Baru, Pulau Seram, yang dapat menghasilkan daya sebesar 25 MW.
Saat ini, provinsi Maluku masih bergantung pada bahan bakar fosil, dengan total kapasitas daya sebesar 409 MW. Sekitar 99 persen dari kapasitas listrik tersebut, atau 406 MW, disumbangkan oleh pembangkit listrik berbahan bakar fosil, yaitu pembangkit listrik tenaga diesel dan pembangkit listrik berbasis gas.
Pembangkit listrik berbasis energi terbarukan, yang terdiri dari pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) dan pembangkit listrik tenaga mikrohidro (PLTM), hanya menyumbang 3 MW dari kapasitas pembangkit listrik di provinsi ini atau sekitar 1 persen. (Roffie Kurniawan)
Foto banner: Gambar dibuat menggunakan OpenAI DALL·E via ChatGPT (2024)