
oleh: Hartatik
Yogyakarta – Melalui program Desa Berdikari Energi, Pertamina mempersiapkan kemandirian energi di 38 desa pada tahun ini. Sepuluh Desa Berdikari Energi di antaranya sudah berjalan di tujuh provinsi yakni Jawa Tengah (Desa Karangrejo dan Desa Wringinputih, Kabupaten Magelang), Sulawesi Selatan (Desa Karang-Karangan Kabupaten Luwu dan Dusun Cindako Kabupaten Maros), Jambi (Simpang III Sipin Kota Jambi), Sulawesi Utara (Desa Sendangan Kabupaten Minahasa), Aceh (Desa Menasah Keude Kabupaten Aceh Besar), Maluku (Desa Wayame Kota Ambon) dan Bali (Desa Ubud Kabupaten Gianyar).
Chief Executive Office Pertamina Subholding Power and New Renewable Energy (NRE), Dannif Danusaputro menyampaikan, program Desa Berdikari Energi sudah dimulai sejak 2021. Saat itu, sebanyak 19 desa menjadi target Pertamina dalam memanfaatkan energi baru terbarukan (EBT) berbasis pemberdayaan dan partisipasi masyarakat lokal.
“Pada tahun ini, Pertamina menyasar 38 desa. Sepuluh desa di antaranya berkolaborasi bersama Kementerian ESDM dan anak-anak muda yang tergabung dalam Society Renewable Energy (SRE) melalui program Gerakan Inisiatif Listrik Tenaga Surya atau Gerilya,” ujar Dannif saat peresmian PLTS di Balai Ekonomi Desa (Balkondes) Karangrejo, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, Kamis (24/3).
Hadir dalam kegiatan itu, Dirjen Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan (PPKL) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Sigit Relianto serta delegasi dari negara Government Group 20 (G20). Dannif mengatakan, proyek PLTS ini merupakan aksi nyata Pertamina , bagian dari Task Force Energy, Sustainability & Climate (ESC) Business Group 20 (B20) dalam rangka mengakselerasi transisi energi dari energi fosil ke EBT.
Desa Energi Matahari, lanjut, Dannif menyasar desa-desa yang memiliki keterbatasan akses terhadap EBT, namun potensinya besar. Padahal energi bersih nantinya jika dapat dimaksimalkan pemanfaatannya bisa lebih terjangkau, dapat diandalkan dan berkelanjutan, Setelah mendapatkan dukungan pendampingan dan pendanaan CSR dari Pertamina, desa-desa tersebut nantinya dapat memberikan dampak kemajuan baik secara ekonomi dan lingkungan sekitar.
Lebih lanjut, menurutnya, mewujudkan kemandirian energi bisa dimulai dari skala kecil yakni perdesaan. Seperti pemanfaatan energi surya melalui PLTS untuk pemenuhan energi listrik di Balkondes Karangrejo.
“Saya percaya khususnya di Desa Karangrejo dapat juga tumbuh seperti di Dusun Bondan dan Ujung Alang di mana sudah 100 persen menggunakan energi surya dan energi angin, seperti halnya kesuksesan Desa Berdikari Energi biogas di Lampung,” ungkap Dannif yang juga sebagai Advisor Task Force ESC B20.
Adapun target Desa Berdikari Energi secara keseluruhan mampu menurunkan gas emisi hingga 331,67 ton CO2 /tahun, mengolah sampah menjadi gas metana sebesar 172.800 m3/tahun, menghasilkan energy terbarukan dengan kapasitas 41.517 KWH setara dengan kapasitas listrik untuk 1.922 rumah (asumsi 900 watt/rumah). Selain itu menanam 5.000 pohon/tahun, mampu mengolah 1,4 ton limbah menjadi biodiesel dan bioethanol, mengolah 3.600 kg minyak jelantah menjadi Bahan Bakar Nabati (BBN) mengolah 400 kg kotoran sapi per hari menjadi biogas. Jika target tersebut dapat terealisasi maka mampu meningkatkan pendapatan desa penerima manfaat sebesar Rp 938 juta/tahun.
Sementara itu, Dirjen Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan (PPKL) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Sigit Relianto mengapresiasi aksi nyata Pertamina dalam mempercepat akselerasi transisi energy hijau. Menurutnya, program Desa Berdikari Energi menjadi salah satu contoh pendekatan solusi berbasis alam dan ekosistem.
“Jadi ada upaya menghargai ekosistem dan memanfaatkan kelestarian ekosistem untuk pemberdayaan masyarakat. Kami mengapresiasi teman-teman di Pertamina, PGN, PLN yang berhasil mereplikasi selain melakukan restorasi lingkungan. Meningkatkan pendapatan masyarakat juga memanfaatkan renewables energy. Saya optimistis kalau kita bersama-sama, antara pemerintah, dunia usaha dan masyarakat mengatasi masalah global perubahan iklim,” imbuh Sigit.