Jakarta – Meski secara persentase kebutuhan minyak bumi pada 2050 mengalami penurunan dari 32 persen ke 20 persen, tapi dari sisi volume diprediksi terjadi peningkatan berkali-kali lipat, jelas pejabat Pertamina. Kebutuhan tersebut mengacu pada rencana umum energi nasional (RUEN) yang ditetapkan pemerintah.
“Jumlah ini meningkat pesat dari kebutuhan energi di 2021 sebanyak 210 MTOE (megaton oil equivalent). Tadinya saya berpikir pada tahun 2050 porsi tersebut akan turun, secara persentase ya akan turun, kita nanti minyaknya akan (memenuhi) 20 persen (dari total energi yang dibutuhkan) pada tahun 2050,” ungkap Direktur Eksplorasi Pertamina Hulu Energi (PHE), Muharram Jaya Panguriseng dalam diskusi panel Editor Energy and Mining Society (E2S) belum lama ini.
Lebih lanjut, sesuai RUEN, kebutuhan energi pada 2021 sebanyak 210 MTOE di mana rinciannya 11 persen dipenuhi dari energi baru terbarukan (EBT), 32 persen dari minyak sebagai kebutuhan energi primer, dan 19 persen dari gas.
“Secara demand, kita pada saat itu tahun 2021 itu 210 megaton oil equivalent, maka nanti ketika tahun 2050 kebutuhan kita adalah 1.000 megaton equivalent,” imbuhnya.
Pada saat yang sama, terjadi peningkatan juga dari sisi gas. Pertamina memiliki target harus memenuhi produksi gas sebesar 24 persen dari total kebutuhan atau sebesar 440 MTOE pada 2050. Itu artinya, ada peningkatan sekitar 5 persen dari porsi pada 2021, kata Muharram.
Sesuai data tersebut, dikatakannya, setidaknya Pertamina harus memenuhi 44 persen, dari kebutuhan minyak dan gas bumi, terhadap total energi yang dibutuhkan Indonesia. Hal ini bisa dilakukan dengan meningkatkan eksplorasi dan produksi migas yang dikelola. Dengan demikian, migas masih akan memegang peran vital pada 2050. Adapun proses eksplorasi dan produksi ini juga sejalan dengan target pemerintah untuk memproduksi 1 juta barel minyak per hari (BOPD) dan 12 MMSCFD gas di 2030 mendatang.
“Hingga saat ini, Subholding Upstream Pertamina telah menyelesaikan pengeboran eksplorasi sebanyak 15 sumur dan sedang proses pengeboran sebanyak 5 sumur. Kegiatan pengeboran sumur eksplorasi yang masif dan agresif ini juga telah memberikan hasil berupa temuan sumber daya yang signifikan,” tukasnya. (Hartatik)
Foto banner: PT Pertamina Hulu Energi (PHE), selaku Subholding Hulu Pertamina, melalui PT Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONW) berhasil menemukan cadangan migas dari pengeboran sumur eksplorasi GQX-1 di perairan Utara Jawa. (Sumber: Pertamina)