
Jakarta – Walau memainkan peran penting dalam mengatasi perubahan iklim, perempuan di Indonesia masih terdampak secara tidak proporsional. Hal ini merupakan saah satu pesan utama dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dalam sebuah konferensi pers hari ini untuk merayakan Hari Perempuan Internasional.
PBB menyoroti berbagai inisiatif di mana perempuan berada di garis depan dalam solusi iklim. Dalam sebuah proyek yang dipimpin UNDP, misalnya, 22 pembangkit listrik tenaga surya di luar jaringan dipasang di daerah pedesaan terpencil, dengan separuh dari operator lokalnya adalah perempuan. Demikian pula, Program Lingkungan PBB (UNEP) mendukung bisnis pemanfaatan lahan yang digerakkan oleh perempuan, seperti perkebunan kelapa di Yogyakarta, di mana para perempuan memimpin upaya peralihan ke tanaman yang tahan kekeringan, meningkatkan hasil panen sekaligus memerangi erosi tanah.
“Perempuan bukan hanya korban dari perubahan iklim, mereka adalah pemimpin dalam solusi yang berkelanjutan,” ujar Koordinator Perwakilan PBB di Indonesia, Gita Sabharwal.
Di luar aksi iklim, PBB menggarisbawahi kemajuan Indonesia dalam hal kesetaraan gender, meskipun masih ada beberapa tantangan. Meskipun Indonesia mengungguli banyak negara lain di Asia dan Pasifik dalam hal Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), akselerasi masih diperlukan di berbagai bidang seperti pemberdayaan ekonomi dan inklusi digital.
Sabharwal juga menyoroti bagaimana PBB bekerja sama dengan pemerintah Indonesia untuk meningkatkan regulasi AI, memperluas akses keuangan bagi perempuan, dan memperkuat perlindungan terhadap kekerasan berbasis gender. Khususnya, Indonesia adalah pemimpin dalam upaya pemeliharaan perdamaian.
“Indonesia merupakan kontributor terbesar kelima untuk pemeliharaan perdamaian PBB secara global. Indonesia memimpin dalam representasi perempuan dalam pemeliharaan perdamaian dengan hampir 600 perempuan sebagai bagian dari kontingen penjaga perdamaian. Jumlah ini diperkirakan akan terus meningkat di tahun-tahun mendatang,” ujarnya.
Dalam rangka memperingati Hari Perempuan Internasional, PBB menekankan bahwa untuk mencapai kesetaraan gender yang sesungguhnya, diperlukan kemitraan yang lebih kuat antara pemerintah, masyarakat sipil, dan sektor swasta. (nsh)
Foto banner: Gambar dibuat menggunakan OpenAI DALL·E via ChatGPT (2024)