Jakarta – Pemerintah Indonesia telah mengumumkan perubahan strategi dalam penggunaan pendanaan Just Energy Transition Partnership (JETP), dengan mengalihkan fokus dari pensiun dini Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) ke pembangunan jaringan listrik.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif menjelaskan, bahwa pemerintah sedang berupaya membenahi infrastruktur jaringan listrik terlebih dahulu untuk memaksimalkan pemanfaatan sumber daya energi secara keseluruhan. Menurutnya, keputusan ini diambil karena dinilai lebih efektif dan mendesak, mengingat proses pemilihan pembangkit yang akan pensiun memakan waktu yang cukup lama.
“Kita kayaknya benahi dulu infrastruktur jaringan, supaya bisa optimalkan semua. Jadi baru kita bisa liat keseimbangan dimana dan bikin keseimbangan baru juga,” ujarnya dalam keterangan resmi.
Langkah ini mendapat respon positif dari negara-negara donor yang telah menunjukkan komitmen untuk mendukung pembangunan infrastruktur listrik di Indonesia. Arifin menjelaskan bahwa rencana ini telah disambut baik oleh pihak donor, dan pemetaan telah dilakukan terhadap pembangkit yang berpotensi untuk pensiun dengan kriteria evaluasi yang jelas.
Selain itu, perubahan fokus ini juga sejalan dengan Rencana Umum Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL), yang saat ini belum sepenuhnya terealisasi.
“RUPTL ini jadinya infrastruktur mana yang perlu diprioritaskan. Yang sekarang aja belum tercapai. Usulan barunya belum ada kan. Kita mau evaluasi kan rujukan RUPTL kemarin, masalahnya dimana, kenapa gak jadi, mana yang harus kita perbaiki,” tegas Arifin.
Dengan adanya perubahan strategi ini, diharapkan pembangunan infrastruktur jaringan listrik dapat dipercepat dan mencapai hasil yang lebih optimal, serta memberikan dampak positif yang signifikan bagi sektor energi dan pertumbuhan ekonomi Indonesia. (Hartatik)