
Jakarta – Mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Zel Andesra menggagas inovasi pemanfaatan limbah rumen cair sebagai alternatif energi listrik bagi masyarakat, demikian dikabarkan website ITS Senin (14/3).
Rumen adalah kompartemen perut pertama dan terbesar dari ruminansia atau hewan pemamah biak, di mana makanan dicerna sebagian sebelum memasuki retikulum. Limbah rumen di rumah pemotongan hewan selama ini hanya dibuang begitu saja dan menyebabkan pencemaran.
Berangkat dari persoalan tersebut, mahasiswa Departemen Teknik Kimia Industri ITS itu menggagas inovasi pemanfaatan limbah rumen cair sebagai alternatif energi listrik bagi masyarakat. Ia menjelaskan bahwa pemanfaatan limbah rumen di Indonesia sekarang masih sebatas sebagai bioaktivator atau pakan ternak yang diolah kembali.
“Padahal menurut penelitian kami, ternyata limbah rumen cair tersebut dapat menjadi energi listrik alternatif,” tutur Zel, sapaan akrabnya.
Memanfaatkan kandungan mikroba yang melimpah pada limbah rumen, Zel menganalisa seberapa efektif mikroba tersebut dapat menghasilkan listrik. Dengan mengetahui kandungan pH serta COD (chemical oxygen demand) pada limbah rumen, dapat ditentukan bahwa limbah tersebut dapat memunculkan energi listrik.
Jika dibandingkan dengan energi batu bara yang saat ini masih menjadi andalan pembangkit listrik, pemanfaatan limbah rumen ini cukup dapat membantu pasokan energi listrik di peternakan suatu kawasan.
“Dengan kerja sama para peternak, bukan mustahil kebutuhan listrik sehari-hari mereka bisa terpenuhi hanya dengan inovasi ini,” ungkap mahasiswa asal Sumatera Barat ini dengan optimis.
Temuannya ini berhasil mengantarkan Zel meraih juara kedua dalam Kompetisi Paper Skullers Insight ITB 2022. Persiapan yang hanya sebentar dan kesulitan dalam melakukan penelitian secara mandiri tidak menyurutkan semangatnya berinovasi dalam bidang microbial fuell cells (MFCs) ini.
“Harapannya semoga penelitian ini dapat berkontribusi untuk mengurangi dampak perubahan iklim,” pungkasnya. (Hartatik)