LNG domestik, harapan baru PGN atasi penurunan produksi gas alam

Jakarta – PT PGN Tbk, subholding gas Pertamina, melihat pemanfaatan liquefied natural gas (LNG) domestik sebagai peluang besar untuk menjawab tantangan penurunan produksi gas alam dari jaringan pipa eksisting. Strategi ini menjadi bagian dari upaya PGN dalam memastikan pasokan gas bumi tetap terpenuhi di tengah transisi energi menuju penggunaan Energi Baru Terbarukan (EBT).

Direktur Komersial PGN, Ratih Esti Prihatini, menyebutkan bahwa tren konsumsi energi domestik masih bergantung pada gas bumi, terutama LNG. “LNG domestik menjadi kunci bagi kami untuk menjaga keberlanjutan pasokan gas bumi. Ini sekaligus menjadi langkah adaptasi terhadap dinamika bisnis energi yang berubah cepat,” ungkap Ratih dalam keterangan resmi, Senin, 25 November.

Data menunjukkan pemanfaatan gas bumi untuk kebutuhan domestik telah meningkat signifikan, mencapai 60% pada pertengahan 2024, berdasarkan laporan Kementerian ESDM. Sebagian besar konsumsi ini didorong oleh sektor industri, dengan rata-rata pemakaian 1.592 BBTUD dalam lima tahun terakhir.

Ratih menambahkan bahwa kebutuhan gas untuk pembangkit listrik kini juga banyak dipenuhi melalui LNG. “Ini mencerminkan bahwa LNG tidak hanya menjadi solusi untuk sektor industri tetapi juga untuk stabilitas pasokan energi listrik nasional,” jelasnya.

Sumber pasokan LNG domestik

Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, PGN memanfaatkan berbagai sumber LNG domestik, seperti dari fasilitas LNG Bontang, Tangguh, Donggi-Senoro, dan potensi baru dari Lapangan Andaman.

Selain itu, PGN juga mengoperasikan fasilitas regasifikasi di FSRU (Floating Storage Regasification Unit) Lampung dan Jawa Barat untuk mendukung kebutuhan pasokan, khususnya di wilayah Jawa bagian barat. Ratih menyebut bahwa pada tahun 2025, PGN diperkirakan memerlukan sekitar 22-25 kargo LNG (setara dengan 8-10 BBTUD per kargo).

Ratih menyoroti harga LNG domestik sebagai salah satu tantangan. Harga LNG domestik yang mengacu pada Indonesia Crude Price (ICP) cenderung lebih stabil dibandingkan harga pasar internasional seperti Japan-Korea Marker (JKM). “Kami terus berupaya menjalin kerja sama jangka panjang dengan penyedia LNG domestik untuk menjaga stabilitas harga dan pasokan,” katanya.

Selain itu, PGN juga memanfaatkan kargo LNG yang belum terikat komitmen untuk menutupi defisit pasokan akibat gangguan di sumur produksi atau perawatan terencana dari pemasok gas pipa.

Ratih menegaskan, PGN berkomitmen untuk menjamin ketersediaan gas bumi jangka panjang melalui optimalisasi fasilitas yang ada dan kerja sama dengan para pemangku kepentingan. (Hartatik)

Like this article? share it

More Post

Receive the latest news

Subscribe To Our Weekly Newsletter

Get notified about new articles