Kenaikan kapasitas produksi Balongan tekan impor BBM hingga 9,1 juta barel/tahun

Nusa Dua, Bali – Di tengah krisis energi melanda Eropa, Indonesia justru mampu meningkatkan kapasitas produksi di sejumlah kilang minyak dan gas (migas) yang dioperasikan Pertamina. Direktur Utama, Nicke Widyawati mengungkapkan, ada tambahan produksi BBM 25.000 barel/hari setelah selesainya proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) atau revitalisasi kilang Balongan tahap I. Sebelum ada revitalisasi, produksi Kilang Balongan sekitar 125.000 barel/hari tapi kini meningkat menjadi 150.000 barel hari.

“Mulai Mei produksi BBM (Pertamax) meningkat 25.000 barel per hari. Itu artinya kita mampu mengurangi impor (minyak mentah) 9,125 juta barel per hari,” beber Nicke saat ditemui di Hotel Ritz Carlton Nusa Dua, Bali, Rabu (31/8).

Lebih lanjut, menurutnya, RDMP di Kilang Balikpapan juga akan selesai pada akhir tahun depan sehingga nantinya produksi BBM akan bertambah 100.000 barel/hari atau 36,5 juta barel/tahun. Begitu pun dengan Kilang Cilacap sudah memasuki fase upgrading fleksibilitas.

RDMP menjadi proyek yang cukup penting. Sebab bukan hanya produksi migas yang ditingkatkan tapi juga kemampuan kilangnya. Adapun produksi minyak dari kilang Pertamina saat ini sekitar 1,05 juta barel/hari. Sedangkan kebutuhan minyak nasional sekitar 1,6 juta barel/hari.

“Kapasitas produksi (kilang) akan ditingkatkan menjadi 1,4 juta barel per hari untuk memenuhi kebutuhan nasional,” imbuhnya.

Nicke menambahkan, sebelum dilakukan RDMP, sebagian besar kilang hanya bisa memroses minyak mentah dengan sulfur rendah lantaran sudah berusia tua. Bahkan ada kilang yang dibangun pada 1937. Hal ini tentunya membuat biaya produksi mahal, sebab ketersediaan beli tidak banyak sehingga menjadi terbatas pilihannya.

“Karena itu kita lakukan RDMP untuk meningkatkan kapasitas dan fleksibilitas dari kilang agar bisa memroses minyak yang mahal dan kandungan sulfurnya lebih tinggi. Dengan demikian dua kilang ini sudah bisa memroses minyak mentah dengan kandungan sulfur tinggi dan lebih murah,” katanya.

Informasi yang dihimpun dari Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas (KPPIP), PT Pertamina (Persero) mendapat penugasan untuk melakukan proyek revitalisasi kilang (RDMP) yang ada di Cilacap (Jawa Tengah), Balongan Indramayu (Jawa Barat), Dumai, Riau, Balikpapan (Kalimantan Timur), Plaju (Sumatera Selatan). Kelima proyek itu senilai Rp 214,16 triliun bertujuan merevitalisasi kilang lama yang nantinya akan menambah produksi minyak menjadi 150% dari sebelumnya.

Revitalisasi kilang tersebut untuk mencapai ketahanan energi dalam negeri. Pada saat ini, kemampuan Indonesia memenuhi kebutuhan produk dalam negeri sangat rendah, yaitu hanya dapat memenuhi kebutuhan selama 48 hari pada tahun 2013 dan diperkirakan akan turun menjadi 38 hari pada tahun 2025. Jika dibiarkan, hal ini berpotensi menjadi ancaman ketahanan energi.

RDMP dibutuhkan bersamaan dengan proyek kilang minyak baru (Grass Root Refinery) untuk meningkatkan kapasitas produksi kilang minyak yang sudah ada di Indonesia. (Hartatik)

Foto: Proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) atau revitalisasi kilang Balongan tahap I sudah selesai. (Sumber: Dok Pertamina)

Like this article? share it

More Post

Receive the latest news

Subscribe To Our Weekly Newsletter

Get notified about new articles