Kayan Hydro Energy melanjutkan proyek PLTA 9.000 MW

Jakarta – Kayan Hydro Energy (KHE) akan melanjutkan pengembangan proyek pembangkit listrik tenaga air berkapasitas 9.000 megawatt (MW) di Kalimantan Utara setelah menyelesaikan sengketa hukum, kata Chief Executive Officer Andrew Suryali.

“Sekarang kita bisa melanjutkan pekerjaan di Cascade 1,” kata Suryali.

Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta baru-baru ini memutuskan bahwa KHE adalah satu-satunya perusahaan yang memiliki izin untuk mengembangkan proyek pembangkit listrik tenaga air di Sungai Kayan, dan membatalkan dua izin lain dari dua perusahaan.

Tidak jelas bagaimana dua perusahaan lain memperoleh izin mereka. Namun, perselisihan seperti ini tidak jarang terjadi di Indonesia karena kurangnya kejelasan hukum, kata para analis.

KHE memulai proyek Kayan Cascade pada tahun 2008, yang akan terdiri dari lima bendungan di sepanjang Sungai Kayan dan dilengkapi dengan lima hingga enam turbin.

Perusahaan pada bulan Oktober 2022 menandatangani perjanjian dengan Sumitomo untuk bersama-sama mengembangkan proyek tersebut, yang diperkirakan membutuhkan total investasi sekitar USD 17,8 miliar. Sebelum perjanjian dengan Sumitomo, KHE telah menandatangani perjanjian dengan China Power pada tanggal 16 Agustus 2019 untuk proyek yang sama, demikian dilaporkan media lokal.

Namun demikian, perusahaan masih terbuka untuk menerima investor lain untuk bergabung dalam mega proyek ini. Perusahaan akan memprioritaskan calon investor yang telah melakukan pembicaraan dengan perusahaan atau yang akan diperkenalkan oleh mitranya, kata Suryali.

Pekerjaan infrastruktur awal telah dilakukan dan KHE berencana untuk mulai membangun saluran pengalihan bendungan pertama tahun ini, kata Suryali di sela-sela upacara penandatanganan KHE-Sumitomo pada tanggal 6 Oktober di Jakarta.

Pembangkit pertama akan memiliki kapasitas 900 MW; pembangkit kedua, 1.200 MW; sementara pembangkit ketiga dan keempat masing-masing 1.800 MW, dan pembangkit kelima 3.400 MW. Proyek pertama diharapkan akan selesai pada tahun 2025 atau 2026, tergantung pada kondisi cuaca, kata Direktur Operasi KHE Khaeroni.

KHE berharap dapat menyelesaikan sisa proyek ini dalam dua hingga tiga tahun setelah selesainya pembangkit generasi pertama.

Pembangkit listrik tersebut akan memasok listrik ke kawasan industri hijau dan pelabuhan laut internasional di Kalimantan Utara yang sedang dikembangkan oleh Indonesia Strategis Industri dan klien-klien lain di Kalimantan, kata KHE dalam sebuah pernyataan.

Hal ini juga merupakan bagian dari target pemerintah untuk mencapai emisi nol pada tahun 2060. (I Made Sentana)

Foto banner: Sketsa Proyek PLTA Kayan (Dok Dinas ESDM Kalimantan Utara)

Like this article? share it

More Post

Receive the latest news

Subscribe To Our Weekly Newsletter

Get notified about new articles