Jakarta — Baterai ion kalium (potassium-ion) berpotensi menjadi pemain kunci dalam transisi hijau, menawarkan alternatif yang hemat biaya dan melimpah dibandingkan dengan teknologi lithium-ion, menurut tinjauan terbaru oleh para peneliti di Universitas Dongguk di Korea Selatan.
Studi yang diterbitkan dalam jurnal Science and Technology of Advanced Materials ini menguraikan kemajuan dan tantangan yang masih ada dalam pengembangan baterai ion kalium, yang berpotensi memiliki densitas energi lebih tinggi daripada baterai ion natrium dan sangat cocok untuk penyimpanan energi terbarukan skala besar. Meskipun baterai lithium-ion telah memicu revolusi di bidang elektronik dan kendaraan listrik, permintaan yang terus meningkat dan cadangan litium yang terbatas mendorong para peneliti untuk mencari alternatif.
“Baterai ion kalium muncul sebagai alternatif yang menjanjikan berkat kelimpahan dan efisiensi biaya kalium, namun untuk mewujudkan potensinya, diperlukan pengembangan material anoda canggih yang disesuaikan dengan sifat unik ion kalium,” kata penulis utama Profesor Eunho Lim kepada Asia Research News pada awal Juli. Ulasan ini menganalisis kelebihan dan kelemahan berbagai material anoda, strategi untuk meningkatkan kinerja dan stabilitas, serta interaksi antara parameter elektrokimia dan struktur fisik dalam menentukan kapasitas dan umur baterai.
Lim berencana untuk fokus pada pengembangan material anoda yang efisien biaya, berkinerja tinggi, dan aman, dengan menggunakan teknik karakterisasi canggih untuk memahami mekanisme dasar. “Pada akhirnya, tujuan saya adalah berkontribusi pada komersialisasi baterai ion kalium dengan mengembangkan material yang dapat menyaingi atau melebihi kinerja anoda baterai lithium-ion saat ini,” katanya. (nsh)
Akses kajian lengkapnya di sini: https://doi.org/10.1080/14686996.2025.2518746
Banner photo: Photo by mohamed abdelghaffar