Jakarta – Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebutkan transisi energi membutuhkan skema pembiayaan yang inovatif melalui kemitraan yang menguntungkan dan berkelanjutan. Dalam sambutan ASEAN Indo-Pacific Forum 2023, Presiden Jokowi mengatakan bahwa skema pembiayaan ini merupakan salah satu dari tiga agenda yang dibahas dalam forum tersebut yang dibentuk untuk menghadapi tantangan global dan geopolitik.
Investasi hingga USD 29,4 triliun atau setara dengan Rp 441 ribu triliun diperlukan untuk merealisasikan transisi energi antarnegara di kawasan ASEAN hingga 2050 menurut proyeksi International Renewable Energy Agency (IRENA). Proyeksi tersebut sesuai skenario untuk mencegah kenaikan suhu bumi 1,5 derajat Celsius, dengan skema 100% energi terbarukan.
Sebelumnya, Menteri Energi Dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengatakan dana tersebut diperlukan untuk pengembangan pembangkit energi terbarukan, transmisi (nasional dan internasional), distribusi, dan penyimpanan, pasokan biofuel, elektrifikasi (mobil EV dan pengisi daya EV), serta dalam mempertimbangkan perspektif biaya yang lebih luas yang mencakup biaya bahan bakar, pengoperasian dan pemeliharaan.
Selain transisi energi, dalam forum tersebut Jokowi juga mengagendakan dua hal lainnya, yaitu infrastruktur hijau dan rantai pasok yang tangguh, dan transformasi digital serta ekonomi kreatif.
Adapun transformasi digital dan ekonomi kreatif, Jokowi memproyeksikan pada 2030, ekonomi digital di ASEAN akan mencapai USD 1 triliun. Hingga saat ini, ASEAN Indo-Pacific Forum telah mengumpulkan 93 proyek kerjasama senilai USD 38,2 miliar dan mengidentifikasi 73 proyek potensial senilai USD 17,8 miliar. (Hartatik)
Foto banner: Presiden Joko Widodo menyampaikan pidato pada pembukaan AIPF di Hotel Mulia, Jakarta, Selasa, 05 September 2023. (Foto: Media Center KTT ASEAN 2023/Risa Krisadhi/pras, Setkab RI)