Jakarta – Kemitraan Transisi Energi Berkeadilan (JETP) secara resmi meluncurkan dokumen Rencana Investasi dan Kebijakan Komprehensif (CIPP) pada hari Selasa, menurut berbagai laporan, yang menandai sebuah tonggak penting dalam perjalanan Indonesia menuju masa depan energi yang berkelanjutan dan ramah lingkungan. Peluncuran ini dilakukan 20 hari setelah draf dokumen tersebut dirilis untuk mendapatkan masukan dari publik pada tanggal 1 November.
Dikepalai oleh Edo Mahendra, Sekretariat JETP mengumumkan pergeseran ke mode implementasi untuk pendanaan ambisius sebesar $20 miliar yang diperuntukkan bagi inisiatif transisi energi, demikian dilaporkan Harian Kompas. Dokumen CIPP menguraikan peta jalan untuk mengimplementasikan berbagai skenario yang telah dianalisa, mengidentifikasi kebutuhan pendanaan yang sangat penting untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan.
Tujuan utama dari CIPP adalah untuk mendorong Indonesia menuju bauran energi yang lebih bersih dan berkelanjutan. Pada tahun 2030, dokumen ini bertujuan untuk mencapai kapasitas pembangkit energi terbarukan sebesar 44%, dengan total emisi dari sektor listrik yang terhubung ke jaringan PLN mencapai puncaknya di angka 250 juta ton karbon dioksida pada tahun yang sama. Selain itu, rencana ini juga menetapkan target yang ambisius untuk mencapai netralitas karbon atau net zero emission (NZE) di sektor ketenagalistrikan pada tahun 2050.
JETP mengalokasikan dana untuk proyek-proyek prioritas yang mencakup pembangunan jaringan listrik, pengembangan sumber energi terbarukan seperti pembangkit listrik tenaga surya (PLTS), dan pemensiunan dini pembangkit listrik tenaga batu bara.
Edo Mahendra menekankan bahwa CIPP bukanlah dokumen kebijakan pemerintah, melainkan proposal investasi yang berfokus pada transisi energi yang berkeadilan. Ia menyatakan, “Semua analisis pemodelan dan rekomendasi yang ada di sini merupakan saran yang dapat dipertimbangkan oleh pemerintah Indonesia,” dan menekankan bahwa dokumen ini bersifat konsultatif. CIPP dirancang sebagai dokumen hidup yang akan diperbarui setiap tahun, untuk memastikan kemampuan beradaptasi dengan situasi yang terus berkembang.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Erick Thohir, memuji dokumen CIPP JETP yang menyediakan peta jalan strategis untuk transisi energi Indonesia. Erick menekankan komitmen pemerintah untuk mengatasi berbagai tantangan yang ada, termasuk aspek teknis, finansial, kebijakan, dan keadilan sosial. Ia menjabarkan tiga langkah penting untuk mendorong transisi energi di Indonesia.
Langkah pertama adalah pengembangan energi terbarukan untuk mengurangi emisi karbon di sektor listrik dan industri, serta membangun rantai pasok energi terbarukan dalam negeri yang kuat. Langkah kedua berfokus pada promosi industrialisasi hijau dan kawasan industri berbasis ekonomi hijau yang didukung oleh sumber energi hijau dan mineral penting. Langkah ketiga bertujuan untuk mendorong elektrifikasi di sektor-sektor utama, seperti transportasi, untuk mengurangi intensitas emisi, menumbuhkan industri baru, dan menciptakan lapangan kerja.
Thohir menyimpulkan, “Tahun 2030 kurang dari tujuh tahun lagi. Kerja sama harus ditingkatkan dan dipercepat untuk mengimplementasikan proyek-proyek prioritas sesuai dengan kesepakatan bersama.” Dokumen CIPP JETP menetapkan tahapan untuk masa depan energi yang berkelanjutan di Indonesia, yang menandai langkah penting menuju pengelolaan lingkungan dan pertumbuhan ekonomi. (nsh)