Jakarta – Setelah mencatat capaian investasi lebih dari Rp72 triliun dalam fase pertamanya, pemerintah Inggris resmi mengonfirmasi bahwa program energi bersih MENTARI akan berlanjut ke fase kedua. Rencana ini menjadi bagian dari penguatan Kemitraan Strategis Inggris–Indonesia dalam mendukung transisi energi rendah karbon yang inklusif dan berkelanjutan.
Wakil Duta Besar Inggris untuk Indonesia, Matthew Downing, mengungkapkan hal tersebut dalam acara “MENTARI Day” pada Kamis, 3 Juli. Program yang diluncurkan pada 2020 ini disebut telah memfasilitasi pembentukan pipeline proyek energi bersih bernilai lebih dari 3,29 miliar Poundsterling Inggris atau setara Rp72,7 triliun.
“MENTARI berperan krusial dalam membuka jalur investasi dan mempercepat peluncuran energi terbarukan di seluruh Indonesia,” ujar Downing. “Capaian ini mencerminkan meningkatnya kepercayaan investor terhadap arah kebijakan energi Indonesia.”
Dana investasi MENTARI sejauh ini digunakan untuk mendukung elektrifikasi pedesaan dan daerah terpencil, pengembangan energi alternatif, integrasi energi bersih ke dalam jaringan nasional, hingga aspek sosial seperti inklusi gender dan skema Viability Gap Fund (VGF).
Bahkan di tengah pandemi COVID-19, program ini mampu menyalurkan pendanaan senilai Rp210 miliar guna membangun tiga pembangkit listrik tenaga air di Nusa Tenggara Barat, Bali, dan Sumatera Barat.
Tak hanya itu, MENTARI juga berhasil menghadirkan listrik untuk warga terpencil melalui pembangunan pembangkit surya mini-grid 95 kWp di Desa Mata Redi dan Mata Woga, Sumba Tengah, NTT. Proyek ini menjangkau 238 rumah tangga, fasilitas umum, dan 16 pelaku usaha mikro yang sebelumnya belum tersambung listrik.
MENTARI 2: Strategi baru, dampak lebih luas
Menindaklanjuti keberhasilan tersebut, Inggris kini sedang merancang MENTARI 2 yang akan diselaraskan dengan kerangka kerja sama strategis bilateral terbaru. Fokus utama tahap lanjutan ini adalah memperluas jangkauan, memperdalam kolaborasi, dan memastikan efisiensi pendanaan.
“Kami saat ini sedang merancang program lanjutan, yaitu MENTARI 2. Program ini akan semakin memperdalam kerja sama kami dengan ESDM dan seluruh mitra lainnya,” jelas Downing.
Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM, Dadan Kusdiana, menyambut baik inisiatif kelanjutan MENTARI. Ia menyebut pemerintah akan memanfaatkan hasil fase pertama sebagai landasan untuk mempercepat pemerataan listrik di wilayah tertinggal, terutama kawasan timur Indonesia.
“Kami di Kementerian ESDM, Insya Allah nanti kita akan manfaatkan apa yang menjadi hasil dari MENTARI ini,” tegas Dadan.
“Kami sedang menyiapkan percepatan untuk listrik pedesaan, utamanya di wilayah timur.”
Program MENTARI dirancang sebagai platform multidimensi yang tidak hanya mendorong pembangunan proyek energi terbarukan, tetapi juga mendukung kebijakan nasional dan investasi yang inklusif. Tujuannya mendorong transisi energi yang adil, berkelanjutan, dan menyeluruh di Indonesia.
Dengan dukungan dari pemerintah Inggris dan komitmen penuh dari pemerintah Indonesia, MENTARI 2 diharapkan menjadi katalis baru dalam mempercepat pencapaian target netral karbon, sambil memperluas manfaat sosial dan ekonomi di seluruh penjuru negeri. (Hartatik)
Foto banner: Gambar dibuat menggunakan OpenAI DALL·E via ChatGPT (2024)