IAEA: Energi nuklir sumbang 9,2% listrik dunia, pembangunan reaktor terus berlanjut hingga 2050

Jakarta – Energi nuklir terus memainkan peran penting dalam penyediaan listrik global dan diproyeksikan akan tumbuh secara signifikan hingga tahun 2050. Menurut laporan terbaru dari Badan Energi Atom Internasional (International Atomic Energy Agency/IAEA) yang dirilis pada Senin, 16 September 2024, energi nuklir akan mengalami peningkatan kapasitas yang substansial selama beberapa dekade ke depan.

Laporan bertajuk “Perkiraan Energi, Listrik, dan Tenaga Nuklir hingga 2050″ tersebut mengemukakan dua skenario pertumbuhan nuklir global. Dalam skenario rendah (low case), kapasitas pembangkit listrik tenaga nuklir dunia diperkirakan akan tumbuh sekitar 40% dari 372 Gigawatt (GW) pada 2023 menjadi 514 GW pada tahun 2050. Sementara dalam skenario tinggi (high case), kapasitas tersebut dapat mencapai hingga 950 GW, hampir tiga kali lipat dari kapasitas saat ini.

“Laporan ini menunjukkan bahwa ada potensi besar untuk energi nuklir di masa depan. Dengan dukungan kebijakan yang tepat, investasi dalam infrastruktur, serta pengembangan tenaga kerja yang memadai, energi nuklir dapat menjadi kunci untuk mencapai target energi bersih global,” ujar Direktur Jenderal IAEA, Rafael Grossi, dalam pernyataannya.

Grossi juga menekankan bahwa perkembangan teknologi reaktor modular kecil (Small Modular Reactors/SMR) akan menjadi faktor penting dalam peningkatan kapasitas energi nuklir di masa mendatang. SMR, yang dikenal lebih fleksibel dan hemat biaya dibandingkan reaktor besar konvensional, diharapkan dapat memainkan peran vital dalam penyebaran tenaga nuklir ke lebih banyak negara dan wilayah.

Pada akhir 2023, tercatat 413 reaktor nuklir beroperasi di seluruh dunia, dengan tambahan 59 reaktor yang sedang dalam tahap konstruksi. Kapasitas dari reaktor yang sedang dibangun ini mencapai 61,1 GW. Menurut laporan tersebut, energi nuklir telah menyumbang sekitar 9,2% dari total produksi listrik global pada 2023, menjadikannya salah satu sumber energi rendah karbon yang penting.

Pertumbuhan ini sejalan dengan meningkatnya pengakuan global akan pentingnya energi nuklir sebagai sumber energi bersih dan aman. Negara-negara dengan kebijakan energi ramah lingkungan mulai mengalihkan fokus mereka pada nuklir sebagai bagian dari solusi energi yang dapat diandalkan dan berkelanjutan. IAEA juga menekankan pentingnya dukungan dari pemerintah dan sektor swasta untuk mempercepat pembangunan pembangkit nuklir baru dan modernisasi reaktor yang sudah ada.

Meskipun demikian, IAEA menegaskan bahwa untuk mencapai skenario tertinggi, diperlukan kebijakan nasional yang mendukung, investasi yang lebih baik dalam jaringan listrik, serta pengembangan tenaga kerja yang terlatih di bidang energi nuklir.

Dengan perkembangan ini, energi nuklir diperkirakan akan terus menjadi salah satu pilar utama dalam transisi energi global menuju masa depan yang lebih bersih dan rendah karbon. Tantangan utama yang dihadapi adalah bagaimana memanfaatkan potensi ini secara optimal dengan tetap menjaga keamanan dan keberlanjutan energi di tengah meningkatnya kebutuhan listrik dunia. (Hartatik)

Like this article? share it

More Post

Receive the latest news

Subscribe To Our Weekly Newsletter

Get notified about new articles