Forum pengurangan risiko bencana global diminta rumuskan solusi hadapi ancaman perubahan iklim

Deputi Bidang Sistem dan Strategi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Raditya Jati berbicara kepada media di Nusa Dua, Selasa (24/5)

Nusa Dua, Bali – Pemerintah Indonesia mendorong Forum Kebijakan Global Pengurangan Risiko Bencana (Global Platform for Disaster Risk Reduction, GPDRR) merumuskan solusi nyata dalam menghadapi ancaman bencana yang disebabkan perubahan iklim. Demikian disampaikan Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko secara tertulis, Selasa (24/5).

Perubahan iklim tidak hanya mengancam aspek lingkungan, tapi juga membahayakan pertahanan dan keamanan suatu negara, baik dalam lingkup domestik maupun internasional. Saat ini, kondisi di Asia Pasifik semakin mengkhawatirkan menyusul semakin turunnya skor Disaster Preparedness negara-negara di kawasan itu, termasuk Indonesia. Hal ini berarti negara-negara tersebut semakin rentan akan potensi bencana alam.

“Konsep keamanan nasional itu bukan hanya tentang menjaga kedaulatan dan keutuhan wilayah saja, melainkan juga menjaga keselamatan jiwa manusia. Perubahan iklim sudah jelas menjadi ancaman bagi umat manusia,” ujar Moeldoko.

Pemerintah Indonesia menjadi tuan rumah GPDRR 2022 yang diselenggarakan oleh Badan PBB untuk Pengurangan Risiko Bencana (UN Office for Disaster Risk Reduction, UNDRR) di Nusa Dua, Bali pada tanggal 23 sampai 28 Mei 2022.

GPDRR merupakan platform global untuk mengevaluasi keberhasilan dan tantangan dalam pengurangan risiko bencana. Forum ini juga berguna mempercepat kemajuan menuju ketahanan bencana dan pembangunan berkelanjutan.

Tahun ini, Indonesia menjadi tuan rumah dengan mengusung tema “Dari Risiko ke Resiliensi: Menuju Pembangunan Berkelanjutan untuk Semua di Dunia yang Berubah oleh Covid-19.” Tema tersebut diusung karena Indonesia terbukti mampu bangkit dari pandemi berdampak sistemik.

Deputi Bidang Sistem dan Strategi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Raditya Jati kepada media di Nusa Dua, Selasa, menyampaikan bahwa pertemuan global ini akan dibuka secara resmi oleh Presiden Joko Widodo dan dihadiri delegasi lebih dari 180 negara. Pertemuan tersebut juga akan dihadiri oleh Wakil Sekjen PBB Amina J. Mohammed, Presiden Majelis Umum PBB Abdulla Shahid, dan pejabat tinggi lainnya.

Raditya mengatakan bahwa pertemuan ini diharapkan akan mendorong lebih banyak kerjasama di bidang pengurangan risiko bencana, dan komitmen global dalam resiliensi secara berkelanjutan, sesuai dengan Kerangka Sendai Pengurangan Bencana 2015-2030. GPDRR akan dihadiri oleh 4 ribu peserta luring dan 2 ribu peserta daring dari 193 negara. (Hartatik/nsh)

Like this article? share it

More Post

Receive the latest news

Subscribe To Our Weekly Newsletter

Get notified about new articles