Jakarta-Organisasi Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-Bangsa (FAO) telah meluncurkan sebuah inisiatif terobosan untuk meningkatkan pengumpulan dan penggunaan data kehutanan di Asia dan Pasifik, demikian organisasi PBB tersebut mengatakan dalam sebuah rilisnya pada hari Kamis, 27 Maret. Diluncurkan minggu ini dalam sebuah lokakarya regional di Bangkok, National Forest Inventory (NFI) Learning Journey menawarkan sebuah kursus yang fleksibel dan dapat dipelajari secara mandiri, yang dirancang untuk membantu negara-negara dalam memperkuat sistem pemantauan hutan mereka.
Dengan luas hutan di Asia dan Pasifik yang mencapai lebih dari 740 juta hektar-hampir 18 persen dari total tutupan hutan di dunia-data yang dapat diandalkan menjadi semakin penting dalam menghadapi perubahan iklim dan meningkatnya tekanan terhadap sumber daya alam. Lebih dari 450 juta orang di wilayah ini bergantung pada hutan sebagai mata pencaharian mereka, sementara perdagangan tahunan produk hutan primer melebihi USD 90 miliar.
“Hutan adalah paru-paru planet kita,” ujar Robert Simpson, Deputi Perwakilan Regional FAO untuk Asia dan Pasifik. “Data hutan yang akurat, mudah diakses, dan transparan yang disesuaikan dengan kerangka kerja nasional, memungkinkan negara-negara untuk memantau ekosistem, melacak kemajuan menuju Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), dan kontribusi yang ditetapkan secara nasional (NDC), itulah sebabnya mengapa Inventarisasi Hutan Nasional (NFI) sangat penting dalam mengumpulkan dan menganalisis data ini untuk pengambilan keputusan.”
Inventarisasi Hutan Nasional (NFI) merupakan alat yang sangat penting untuk mengumpulkan data berbasis lapangan mengenai kondisi hutan, termasuk keanekaragaman spesies, biomassa, dan kesehatan tanah – informasi yang tidak dapat diberikan oleh satelit dan penginderaan jarak jauh. FAO menekankan bahwa meskipun kemajuan teknologi seperti kecerdasan buatan telah meningkatkan pemantauan hutan, NFI tetap menjadi standar utama dalam menghasilkan informasi yang terperinci dan teruji di lapangan.
“Data hutan yang dapat diandalkan memberdayakan negara-negara untuk mengambil tindakan yang tepat,” ujar Julian Fox, Pejabat Kehutanan Senior FAO. “Dengan membangun keterampilan teknis melalui NFI Learning Journey, kami membantu negara-negara untuk melindungi hutan mereka dan membangun ketahanan iklim.”
Perjalanan pembelajaran yang baru ini terbuka bagi para profesional kehutanan, pejabat pemerintah, peneliti, dan pihak-pihak lain yang terlibat dalam pemantauan hutan. Kursus ini mencakup spektrum penuh proses NFI dalam bahasa Inggris, Spanyol, dan Prancis – mulai dari perencanaan dan pengumpulan data hingga analisis dan pelaporan. Peserta yang menyelesaikan kursus ini akan mendapatkan lencana digital sebagai bukti keahlian mereka.
Inisiatif FAO ini merupakan bagian dari upaya yang lebih luas untuk meningkatkan sistem pemantauan hutan nasional (NFMS), yang mendukung restorasi, konservasi, dan pelaporan kepada FAO dan Konvensi Kerangka Kerja PBB tentang Perubahan Iklim (UNFCCC).
NFI Learning Journey didukung oleh proyek CBIT-Forest dari Global Environment Facility dan AIM4Forests Initiative dari Inggris. Mitra regional seperti Asian Forest Cooperation Organization (AFoCO) juga berpartisipasi dalam acara peluncuran ini, yang dihadiri oleh para pemimpin dan pakar kehutanan dari 12 negara: Bangladesh, Bhutan, Kamboja, Indonesia, Laos, Mongolia, Nepal, Papua Nugini, Filipina, Thailand, Timor Leste, dan Vietnam.
Inisiatif ini sejalan dengan Peta Jalan Kehutanan FAO: Dari Visi Menuju Aksi, 2024-2031, yang menggarisbawahi peran ganda hutan dalam konservasi dan produktivitas, serta mengadvokasi strategi berbasis ilmu pengetahuan untuk meningkatkan solusi yang berkelanjutan.
Seiring dengan upaya berbagai negara untuk mencapai tujuan lingkungan dan iklim mereka, FAO mengajak seluruh pemangku kepentingan – mulai dari pemerintah dan lembaga kehutanan hingga lembaga akademis dan penelitian – untuk terlibat dalam NFI Learning Journey dan berinvestasi pada masa depan data hutan.
FAO mengatakan bahwa penguatan NFI di tingkat regional akan menjamin konsistensi dan akurasi data hutan, membuka jalan bagi kebijakan yang lebih terinformasi dan tindakan yang lebih kuat terhadap iklim dan keanekaragaman hayati. (nsh)
Foto banner: Tim botani NFI melakukan pengukuran terhadap berbagai spesies pohon di dekat Kupiano, Papua Nugini. ©️Cory Wright/UN-REDD Programme