Jakarta – Pemanasan global tidak hanya mengubah pola cuaca dan meningkatkan suhu permukaan bumi, tetapi juga memicu pelepasan karbon yang tersimpan di tanah. Eksperimen yang dipimpin oleh Peter Reich, Direktur Institute for Global Change Biology, Universitas Michigan menunjukkan bahwa lebih banyak karbon yang dilepas ke udara dibanding yang terserap oleh tumbuhan.
“Ini bukan kabar baik karena ini menunjukkan bahwa, seiring dengan menghangatnya dunia, tanah akan mengembalikan sebagian karbon ke atmosfer,” kata Reich dalam siaran pers Universitas Michigan, Agustus 2024.
Studi yang diterbitkan di jurnal “Nature Geoscience” ini menunjukkan bahwa peningkatan suhu bumi menyebabkan percepatan pelepasan karbon dari tanah, khususnya di wilayah dengan kandungan bahan organik tinggi. Penelitian dilakukan dengan memantau ekosistem di berbagai kawasan, termasuk hutan boreal, padang rumput, dan tundra, selama periode waktu yang panjang.
Guopeng Liang, penulis utama artikel jurnal, menjelaskan bahwa tanah yang sebelumnya berfungsi sebagai penyerap karbon alami (carbon sink) kini kehilangan kapasitas tersebut akibat kenaikan suhu global.
Temuan ini menggarisbawahi tantangan besar dalam menangani krisis iklim. Menurut Reich, dampak perubahan iklim tidak hanya terbatas pada atmosfer tetapi juga sangat terasa di ekosistem darat.
Para peneliti menekankan pentingnya langkah mitigasi yang lebih agresif untuk mengurangi emisi karbon dari aktivitas manusia. Reich menyerukan kebijakan lingkungan yang lebih kuat dan komprehensif untuk menjaga keseimbangan karbon di alam. (Hartatik)