EarthTalk Q&A: Perubahan iklim mengancam banyak wilayah yang tidak dapat dihuni

EarthTalk®
Dari Redaksi E – Majalah Lingkungan Hidup

Kepada EarthTalk: Apakah pemanasan global membuat beberapa bagian dunia tidak dapat dihuni? – L.G., melalui email

Pemanasan global mengacu pada peningkatan suhu rata-rata bumi dalam jangka panjang, yang terutama disebabkan oleh aktivitas manusia seperti pembakaran bahan bakar fosil, penggundulan hutan, dan proses industri. Memahami dampaknya terhadap kelayakhunian suatu wilayah sangat penting seiring dengan meningkatnya krisis iklim, begitu juga dengan menilai risiko terhadap kesehatan manusia, stabilitas ekonomi, dan struktur sosial.

Kondisi iklim saat ini menunjukkan tren yang mengkhawatirkan, yaitu suhu yang terus meningkat, gelombang panas yang lebih sering dan lebih parah, serta pola cuaca yang tidak dapat diprediksi. Proyeksi menunjukkan bahwa jika tren ini terus berlanjut, banyak daerah, terutama daerah tropis dan subtropis, dapat menjadi tidak dapat dihuni. Bahkan, beberapa bagian di Asia Selatan, Timur Tengah, dan Afrika Utara berisiko mengalami tingkat panas yang ekstrem di luar batas kemampuan manusia untuk bertahan hidup. Di daerah-daerah di mana panas dan kelembapan bergabung, panas dapat melampaui ambang batas untuk kelangsungan hidup manusia, sehingga aktivitas di luar ruangan dan bahkan kelangsungan hidup dasar menjadi tidak mungkin dilakukan tanpa adaptasi yang signifikan.

Risiko kesehatan yang terkait dengan pemanasan global sangat akut di daerah-daerah yang rentan ini. Gelombang panas yang ekstrem, seperti yang telah terjadi di beberapa bagian India dan Teluk Persia, dapat menyebabkan penyakit dan kematian yang meluas. Suhu yang lebih tinggi juga memperburuk polusi udara, meningkatkan masalah pernapasan dan kardiovaskular. Perubahan iklim juga memfasilitasi penyebaran penyakit dengan mengubah habitat pembawa penyakit seperti nyamuk, sehingga meningkatkan risiko penyakit seperti malaria dan demam berdarah. Populasi yang rentan, termasuk lansia dan mereka yang memiliki kondisi kesehatan yang sudah ada sebelumnya, sangat berisiko.

Kerugian ekonomi akibat perubahan iklim juga dapat terkonsentrasi secara tidak proporsional di wilayah-wilayah tertentu. Wilayah pesisir dataran rendah, seperti di Bangladesh, Kepulauan Pasifik, dan beberapa bagian di Amerika Serikat bagian tenggara, menghadapi kenaikan permukaan air laut yang dapat menggusur jutaan orang. Hilangnya infrastruktur, lahan pertanian, dan sumber daya air tawar dapat menyebabkan kemerosotan ekonomi yang parah dan meningkatnya ketidakstabilan sosial. Perpindahan yang disebabkan oleh iklim telah memaksa penduduk untuk bermigrasi, yang mengarah pada konflik atas sumber daya di daerah yang terkena dampak dan daerah yang mereka tuju.

Mengurangi emisi karbon sangat penting untuk mengurangi dampak-dampak ini. Transisi ke sumber energi terbarukan, meningkatkan efisiensi energi, dan melindungi hutan sangat dibutuhkan. Langkah-langkah adaptasi, seperti membangun infrastruktur yang tangguh dan mengembangkan sistem peringatan dini untuk peristiwa cuaca ekstrem, juga diperlukan. Kerja sama internasional dan perubahan kebijakan sangat penting untuk secara efektif mengatasi sifat global perubahan iklim dan melindungi wilayah yang paling berisiko.

KONTAK: Suhu panas sedang menguji batas kemampuan bertahan hidup manusia. Inilah cara suhu panas membunuh; Laporan penting perubahan iklim PBB: ‘Sebagian planet ini akan menjadi tidak dapat dihuni’.

EarthTalk® diproduksi oleh Roddy Scheer & Doug Moss untuk organisasi nirlaba 501(c)3 EarthTalk. Lihat lebih lanjut di https://emagazine.com. Untuk menyumbang, kunjungi https://earthtalk.org. Kirim pertanyaan ke: question@earthtalk.org.

Foto banner: Negara-negara dataran rendah seperti Bangladesh merupakan negara yang paling berisiko menjadi tidak layak huni seiring dengan meningkatnya pemanasan global. Kredit: Aftab Uzzaman, FlickrCC.

Like this article? share it

More Post

Receive the latest news

Subscribe To Our Weekly Newsletter

Get notified about new articles