Jakarta – Pada hari Senin, kelompok-kelompok sipil Indonesia meluncurkan Dana Nusantara, sebuah inisiatif jutaan dolar yang bertujuan untuk memberdayakan masyarakat adat dan masyarakat lokal di Asia Tenggara dalam memerangi perubahan iklim, sebagaimana dilaporkan kantor berita AFP. Ini adalah mekanisme pendanaan langsung pertama dari jenisnya di Indonesia dan diluncurkan oleh kelompok lingkungan hidup Walhi, Konsorsium Pembaruan Agraria (KPA), dan LSM masyarakat adat AMAN. Dana Nusantara telah menerima dukungan awal sebesar USD 3 juta dari organisasi filantropi internasional seperti Ford Foundation dan Packard Foundation.
Dana Nusantara merupakan bagian dari Ikrar Kepemilikan Hutan senilai USD 1,7 miliar yang diumumkan pada COP26 di Glasgow, yang mengakui peran penting masyarakat adat dan masyarakat lokal dalam melindungi hutan tropis dan kontribusi mereka dalam memitigasi perubahan iklim. Meskipun ada kemajuan dalam mengurangi tingkat kehilangan hutan primer selama lima tahun terakhir, total tutupan hutan terus menurun di Indonesia.
AFP melaporkan bahwa Dana Nusantara bertujuan untuk mengatasi ketidakseimbangan dalam distribusi dana iklim, karena studi Rainforest Foundation Norwegia menemukan bahwa masyarakat adat hanya menerima USD 2,7 miliar dana iklim dalam pengelolaan hutan antara tahun 2011 dan 2020, atau kurang dari 1% dari bantuan pembangunan resmi untuk mitigasi dan adaptasi perubahan iklim pada periode yang sama. Presiden Ford Foundation, Darren Walker, mengatakan bahwa dana tersebut dirancang untuk menanggapi ketidakseimbangan ini dan menunjukkan gagasan bahwa menyediakan sumber daya bagi masyarakat lokal dapat membantu mengatasi tantangan iklim secara efektif.
Dana Nusantara akan mengadopsi pendekatan bottom-up dengan bekerja sama dengan masyarakat lokal dan masyarakat adat untuk mengidentifikasi tantangan yang mereka hadapi dan solusinya. Direktur WALHI, Zenzi Suhadi, menjelaskan bahwa dana ini bertujuan untuk menciptakan mekanisme yang menghubungkan masyarakat lokal dan masyarakat adat secara langsung. Sekretaris Jenderal AMAN, Rukka Sombolinggi, menambahkan bahwa warga desa “paling tahu” mengenai tantangan yang mereka hadapi dan bagaimana cara mengatasinya.
Para pendiri Dana Nusantara berharap dapat menarik investasi hingga USD 20 juta dalam sepuluh tahun ke depan. Dana ini bertujuan untuk membantu memetakan lebih dari 20 juta hektar wilayah adat, meningkatkan perlindungan dan pendaftaran 7,8 juta hektar di atas tanah yang telah diakui, dan mencapai target-target lainnya. (nsh)