Butuh Investasi 3 Miliar USD, Pendanaan CCS/CCUS Tidak Akan Diatur Permen

Jatibarang, Jawa Barat – Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Tutuka Ariadji mengatakan, Rabu (27/10), pendanaan Injeksi CO2-Enhanced Oil Recovery (EOR) di lapangan minyak mature, bagian dari aplikasi teknologi penangkapan, utilisasi, dan penyimpanan karbon atau carbon capture, utilization and storage (CCS/CCUS) tidak akan diatur dalam peraturan menteri (permen) yang saat ini masih dalam pembahasan antar-kementerian. Padahal investasi teknologi yang akan diterapkan British Petroleum (BP) Indonesia pada proyek LNG Tangguh di Teluk Bintuni, Papua Barat itu membutuhkan investasi sekitar 3 miliar USD.

“Sekarang ini (Permen CCS/CCUS) sudah melewati proses administrasi yang ketiga, bahasannya pasal demi pasal. Saya kira tinggal satu pasal dan mudah-mudahan bisa selesai sebelum KTT G20,” ujar Tutuka usai acara Kick Off Jatibarang CO2 Injection di Kabupaten Indramayu.

Soal skema pendanaan, Tutuka menyebutkan bahwa penerapan teknologi EOR berbasis CO2 ini bisa terbuka, termasuk mendapat pendanaan dari luar negeri. Seperti halnya yang diterapkan di Jepang melalui joint crediting mechanism (JCM).

JCM sendiri, merupakan inisiatif dari Pemerintah Jepang yang mendorong organisasi-organisasi swasta Jepang untuk berinvestasi dalam kegiatan pembangunan rendah karbon di Indonesia melalui insentif. Selain itu, lanjutnya, pendanaan CCS/CCUS bisa dimasukkan dalam perencanaan pengembangan dari masing-masing wilayah kerja perusahaan migas.

“Perusahaan bikin perencanaan, dimasukkan dalam BOD (Operating Expenses Budget). BOD disetujui pemerintah, proses mekanismenya seperti biasa,” terangnya.

Adapun EOR (pengurasan minyak tahap lanjut) berbasis CO2 di sumur Jatibarang masih bersifat uji coba. Sedangkan injeksi CO2 diklaim menjadi salah satu terbesar di dunia justru dilakukan oleh BP Indonesia di lapangan LNG Tangguh. Injeksi CO2 ke perut bumi bisa sampai 25 juta ton selama 10 tahun.

“Proyek EOR CO2 di Tangguh tahun depan sudah tahap FID (final investment decision). Nanti berfungsi 2026,” imbuhnya. (Hartatik)

Foto banner: Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Tutuka Ariadji didampingi SVP Research Technology and Innovation Pertamina Oki Muraza, Manager Teknologi Pengembangan Lapangan Minyak Tahap Lanjut SKK Migas Arif Bagus Prasetyo, General Manager PT Pertamina EP Zona 7 Andri Haribowo, Dewan komisaris Pertamina Hulu Energi Nanang Untung, Direktur Eksplorasi Pertamina Hulu Energi, Muharram Jaya Panguriseng, Direktur Reservoir Evaluation CCS Grup JOGMEC Hiroshi Okabe dan Vice President Upstream RTI Pertamina Merry Marteighianti pada acara Ceremonial Kick Off Jatibarang CO2 Injection Show Case di Kabupaten Indrmayu, Rabu (26/10). (Foto: Hartatik)

Like this article? share it

More Post

Receive the latest news

Subscribe To Our Weekly Newsletter

Get notified about new articles