Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan deflasi pada Juni 2024, walau ancaman inflasi harga pangan masih membayangi, terutama dengan pertimbangan faktor eksternal seperti perubahan iklim dan pelemahan nilai tukar rupiah.
“Perlu diwaspadai, perubahan iklim dan La Nina tahun ini berpotensi meningkatkan harga pangan,” tegas Banjaran Surya Indrastomo, Ekonom Bank Syariah Indonesia (BSI) dalam keterangan resmi, Selasa, 2 Juli.
Pernyataan ini diamini BPS yang menyebut beberapa komoditas pangan masih mengalami inflasi, seperti cabai rawit, cabai merah, dan beras. Kenaikan harga beras di berbagai tingkatan, dari penggilingan hingga eceran, menjadi sinyal bahaya. Ditambah lagi, harga pangan impor seperti bawang putih dan terigu juga ikut melonjak akibat pelemahan rupiah.
“Kondisi ini harus diwaspadai pemerintah. Fluktuasi nilai tukar rupiah dapat memperparah inflasi pangan,” jelas Surya.
Sebelumnya, dalam Rapat Koordinasi Nasional Pengendalian Inflasi 2024, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto mengemukakan meskipun pemerintah optimistis inflasi tahun ini dapat dijaga di kisaran 1,5 hingga 3,5 persen kewaspadaan tetap harus ditingkatkan. Kombinasi perubahan iklim, rupiah lemah, dan harga pangan impor yang tinggi dapat menjadi bom waktu bagi inflasi. (Hartatik)