Banjir landa berbagai wilayah di Indonesia, curah hujan masih tinggi di awal musim kemarau

Jakarta – Banjir yang meluas terus melanda beberapa provinsi di Indonesia, baik di perkotaan maupun pedesaan, menyebabkan rumah-rumah terendam, infrastruktur rusak, dan warga mengungsi. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan bencana hidrometeorologi yang sedang berlangsung pada hari Rabu, 28 Mei, karena hujan lebat masih terus berlanjut meskipun musim kemarau telah tiba.

Di Samarinda, Kalimantan Timur, banjir menggenangi 17 lokasi di seluruh kota pada hari Selasa, dengan ketinggian air berkisar antara 10 hingga 60 cm. Banjir berdampak pada pemukiman penduduk, sekolah, dan rumah sakit. Angin kencang dan hujan lebat juga menumbangkan pohon-pohon dan memicu tanah longsor di beberapa bagian kota, yang semakin memperumit upaya penanganan. Otoritas setempat terus memantau perkembangan cuaca dan menilai kerusakan di seluruh zona yang terkena dampak.

Lebih jauh ke selatan di Donggala, Sulawesi Tengah, banjir bandang menghantam Desa Wombo Kalonggo di Kecamatan Tanantovea pada hari Selasa pukul 15.00 WITA. Dipicu oleh curah hujan yang tinggi dan naiknya permukaan air sungai, banjir menyapu rumah-rumah dan infrastruktur, menyebabkan dua orang hilang, satu orang luka-luka, dan memaksa 100 keluarga mengungsi. Penilaian awal menunjukkan bahwa 50 rumah rusak, sebuah jembatan hancur, dan empat fasilitas pendidikan terdampak. Meskipun ketinggian air telah surut pada hari Rabu, tiga jalan penghubung antar desa masih terputus, dan warga mulai membersihkan lumpur tebal yang ditinggalkan oleh banjir.

Di Kabupaten Berau, Kalimantan Timur, banjir belum juga surut pada Selasa malam, menyusul hujan deras pada pagi harinya. Banjir berdampak pada dua desa di Kecamatan Segah, merusak tujuh rumah dan 17 fasilitas umum, dan saat ini masih dalam tahap asesmen oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat.

Di Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, kondisi banjir yang terjadi sejak tanggal 24 Mei masih belum surut. Air masih menggenang di pemukiman penduduk dan di sepanjang jalan, sementara area persawahan terendam banjir setinggi 50 hingga 120 cm. Banjir yang berdampak pada 153 rumah tangga (sekitar 428 jiwa) di Desa Sidamulya, Kecamatan Wanareja, diperparah dengan tingginya permukaan air di Sungai Citanduy dan Sungai Cikawung. Petugas BPBD terus memantau situasi dan aliran sungai.

Di Sulawesi Selatan, banjir berkepanjangan masih terjadi di Kabupaten Luwu, di mana air belum sepenuhnya surut sejak 17 Mei. Bencana ini berdampak pada 405 rumah tangga di dua desa – Riwang di Kecamatan Larompong dan Dadeko di Larompong Selatan. Meskipun tidak ada korban jiwa yang dilaporkan, tim tanggap bencana setempat tetap bersiaga untuk berjaga-jaga jika terjadi banjir susulan.

BNPB telah memperingatkan bahwa, meskipun Indonesia telah memasuki awal musim kemarau, pengaruh pola iklim regional, seperti Osilasi Madden-Julian dan gelombang atmosfer, masih akan terus membawa curah hujan dengan intensitas sedang hingga lebat dan angin kencang di beberapa daerah.

“Kami mengimbau pemerintah daerah dan masyarakat untuk tetap waspada, mengikuti prakiraan cuaca harian, dan siaga terhadap potensi banjir dan longsor,” ujar Abdul Muhari, Ph.D., Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Bencana BNPB.

BNPB terus berkoordinasi dengan badan-badan kebencanaan daerah di seluruh Indonesia untuk memastikan respon yang cepat, mendukung upaya evakuasi, dan menyalurkan bantuan yang diperlukan kepada masyarakat yang terdampak.

Foto banner: Banjir yang merendam wilayah Kota Samarinda, Provinsi Kalimantan Timur, Selasa (27/5). (Sumber foto : BPBD Kota Samarinda)

Like this article? share it

More Post

Receive the latest news

Subscribe To Our Weekly Newsletter

Get notified about new articles