Jakarta – Tiga negara besar, yakni Amerika Serikat (AS), Rusia, dan China, telah mengajukan proposal untuk membangun PLTN di Indonesia, yang kini masih dalam tahap kajian pemerintah, menurut sumber di Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia. Minat investasi dalam pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) di Indonesia semakin meningkat seiring dengan pergeseran global menuju energi bersih.
Wakil Ketua Umum Bidang Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Kadin Indonesia, Aryo Djojohadikusumo, dalam keterangannya, Senin, 3 Maret, mengonfirmasi bahwa ketiga negara telah mengajukan proposal dan tengah melakukan negosiasi dengan pihak terkait di Indonesia.
“Tiga negara ini sudah berkomunikasi dengan kita, di anggota-anggota Kadin Indonesia, sehingga sudah ada pembicaraan yang serius. Ketiga-tiganya juga melibatkan anggota KADIN dalam kerja sama ini,” ujar Aryo.
Menurut Aryo, ketiga negara tersebut diwakili oleh perusahaan terkemuka dalam industri nuklir. AS mengajukan proposal melalui Westinghouse Electric Corporation, perusahaan yang dikenal sebagai produsen peralatan listrik terkemuka. China menawarkan kerja sama melalui China National Nuclear Corporation (CNNC), badan usaha milik pemerintah yang bergerak di sektor tenaga nuklir. Sementara itu, Rusia diwakili oleh Rosatom State Atomic Energy Corporation (Rosatom), yang telah berpengalaman dalam pembangunan reaktor nuklir di berbagai negara.
Momentum global dan prospek PLTN di Indonesia
Investasi dalam PLTN menjadi tren global yang semakin berkembang. Laporan International Energy Agency (IEA) pada Januari 2025 menunjukkan bahwa nilai investasi dalam sektor nuklir terus meningkat setiap tahun, dengan skenario investasi global yang mencapai hingga US$150 miliar per tahun pada 2030 dalam skenario Net Zero Emissions.
Dalam skenario ini, kapasitas terinstal reaktor nuklir global diperkirakan akan mencapai 1.000 gigawatt (GW) pada 2050, meningkat drastis dibandingkan kapasitas saat ini yang berkisar 410 reaktor di 30 negara, dengan kontribusi sekitar 9% dari total pasokan listrik dunia.
“Presiden Prabowo Subianto juga telah menekankan pentingnya energi nuklir sebagai salah satu sumber energi bersih yang dapat mendukung sektor kesehatan, pertanian, hingga ketahanan energi nasional,” jelas Aryo.
Sebagai sumber energi rendah emisi, nuklir memiliki efisiensi tinggi dan stabilitas pasokan energi yang lebih baik dibandingkan dengan energi terbarukan lainnya seperti angin dan matahari. Berdasarkan data yang dihimpun Kadin dari berbagai sumber, PLTN mampu menghasilkan listrik 20% lebih tinggi dari energi angin dan 70% di atas panel surya. Selain itu, PLTN juga dapat dimanfaatkan untuk pemurnian air laut menjadi air bersih, serta mendukung kebutuhan industri dengan menghasilkan panas untuk berbagai keperluan.
Indonesia hijau dan daya tarik investor
Kadin Indonesia telah menetapkan program prioritas tahun 2025 dalam inisiatif “Indonesia Hijau” yang bertujuan menarik investasi pada sektor energi baru dan terbarukan (EBT), termasuk PLTN. Salah satu fokusnya adalah mendorong pemerintah untuk memberikan insentif investasi yang lebih menarik bagi investor yang tertarik mengembangkan energi nuklir di Indonesia.
Aryo menekankan bahwa sebagian besar dana investasi asing di Indonesia ke depan kemungkinan besar akan disuntikkan ke sektor energi hijau dan industri strategis yang mendukung pengembangannya, seperti sektor mineral. Langkah ini juga selaras dengan rencana kerja Bidang ESDM Kadin Indonesia 2024-2029 yang menitikberatkan pada konservasi energi serta percepatan transisi energi.
“Presiden berkali-kali menekankan pentingnya investasi di sektor energi terbarukan dan hijau. Ini peluang besar bagi kita untuk masuk dalam tren global,” tambah Aryo.
Pemerintah Indonesia kini masih mengkaji proposal dari AS, Rusia, dan China guna memastikan teknologi yang paling sesuai, biaya yang kompetitif, serta manfaat jangka panjang bagi perekonomian dan lingkungan. Negosiasi masih berlangsung dengan melibatkan berbagai pemangku kepentingan, termasuk Kadin, Kementerian ESDM, dan mitra internasional.
“Kita ingin memastikan bahwa investasi yang masuk benar-benar memberikan manfaat besar bagi Indonesia, baik dari sisi ketahanan energi, ekonomi, maupun keberlanjutan lingkungan,” tutup Aryo. (Hartatik)
Foto banner: Gambar dibuat menggunakan OpenAI DALL·E via ChatGPT (2024)