Nusa Penida 100% energi terbarukan pada 2030 bawa Bali ke net zero emission

Jakarta – Perjalanan menuju net zero emission (NZE) di Bali memasuki fase baru dengan fokus pada energi terbarukan di Nusa Penida. Dengan target NZE pada 2045, Provinsi Bali bersama mitra strategisnya, termasuk Institute for Essential Services Reform (IESR) dan WRI Indonesia, memulai langkah konkret dengan rencana menggeser energi fosil ke 100 persen energi terbarukan di Nusa Penida pada 2030.

Pulau yang terletak di selatan Bali ini, yang juga merupakan bagian dari Kabupaten Klungkung, memiliki peran penting dalam upaya transisi energi di Bali. Meskipun menjadi destinasi wisata populer, pertumbuhan Nusa Penida telah menimbulkan peningkatan signifikan dalam permintaan energi.

Saat ini, energi di pulau ini sebagian besar dipasok oleh pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD) dan surya (PLTS) dengan baterai, namun pemerintah bersama IESR dan mitra lainnya bertekad untuk mengubah lanskap energi menjadi lebih berkelanjutan.

Menyuarakan komitmen tersebut, Asisten Pemerintahan dan Kesra Sekda Provinsi Bali, I Dewa Gede Mahendra Putra menyatakan bahwa transisi ke energi terbarukan di Nusa Penida akan menjadi landasan bagi pertumbuhan ekonomi hijau di wilayah tersebut serta di seluruh Bali.

“Pemerintah Bali selalu mendukung pengembangan terhadap ekosistem energi terbarukan yang menyediakan berbagai kesempatan, baik tenaga kerja hijau, meningkatkan nilai moral dan spiritual masyarakat, maupun mendukung kebijakan yang mendukung target NZE 2045,” ungkap I Dewa Gede Mahendra Putra saat peluncuran laporan dan diskusi ‘Peta Jalan Nusa Penida 100% Energi Terbarukan’, Rabu, 5 Maret.

Menurut Direktur Eksekutif IESR, Fabby Tumiwa bauran energi terbarukan di Nusa Penida saat ini mencapai 24 persen, dan menjadi tantangan untuk mencapai target 100 persen yang bisa diatasi dengan tiga tahap pengembangan. Di antaranya, termasuk pengoptimalan PLTS atap dan pemanfaatan energi terbarukan lainnya seperti biodiesel dan arus laut.

Demi mencapai bauran energi terbarukan hingga 100 persen pada 2030, IESR dan Center of Excellence Community-Based Renewable Energy (CORE) Universitas Udayana telah merampungkan peta jalan Nusa Penida 100 persen energi terbarukan.

Analis Sistem Ketenagalistrikan dan Energi Terbarukan IESR, Alvin Putra Sisdwinugraha, menyoroti peran penting PLTS dalam meningkatkan bauran energi terbarukan di Nusa Penida. “Penggunaan PLTS atap dapat menjadi solusi efektif karena tidak hanya meningkatkan rasio energi terbarukan, tetapi juga dapat mengurangi biaya produksi listrik secara signifikan,” jelasnya.

Untuk menjaga konsistensi dengan rencana pembangunan daerah dan nasional, serta mengatasi tantangan seperti regulasi yang belum optimal dan investasi yang terbatas, Ketua CORE Universitas Udayana, Ida Ayu Dwi Giriantari menekankan perlunya kerja sama antara pemerintah dan semua pihak terlibat.

Sementara itu, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Pemerintah Kabupaten Klungkung, Luh Ketut Ari Citrawati menambahkan bahwa pemerintah daerah telah memprioritaskan pariwisata berkelanjutan, termasuk dalam pengembangan energi terbarukan di wilayah tersebut. Dengan langkah-langkah yang diambil, harapannya Nusa Penida akan menjadi contoh nyata bagi upaya pencapaian NZE di Bali. (Hartatik)

Foto banner: Direktur Eksekutif IESR, Fabby Tumiwa memberikan Studi Peta Jalan Nusa Penida 100% Energi Terbarukan kepada I Dewa Gede Mahendra Putra, Asisten 1 Pemerintahan dan Kesra Sekretaris Daerah Provinsi Bali, pada peluncuran laporan dan diskusi ‘Peta Jalan Nusa Penida 100% Energi Terbarukan’, Rabu, 5 Maret. (Sumber: IESR)

Like this article? share it

More Post

Receive the latest news

Subscribe To Our Weekly Newsletter

Get notified about new articles