JAKARTA – Guna mempercepat transisi energi, tiga Badan Usaha Milik Negara (BUMN) bersinergi memanfaatkan energi terbarukan. Ketiga BUMN tersebut, PT PLN (Persero), PT SangHyang Seri (SHS) dan Perum Perhutani, telah melakukan kerja sama untuk memenuhi kebutuhan bahan biomassa pada program co-firing Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU).
Kerja sama ketiganya ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) dan perjanjian kerja sama yang disaksikan langsung oleh Wakil Menteri BUMN I Pahala Nugraha Mansury. Dalam rilis tertulis, Rabu (2/3), Pahala menjelaskan, sinergi ketiga BUMN tersebut merupakan bentuk komitmen pemerintah sebagai tuan rumah KTT G20 dalam mempercepat transisi energi hijau dan mendukung pencapaian target emisi nol pada 2060.
“Khusus Antara PLN dengan Perhutani sudah dalam bentuk kerja sama untuk melakukan supply agreement, yang pada saat ini akan dimanfaatkan di dua pembangkit dengan total penyediaan sekitar 25.000 ton untuk biomassa di tahap awal,” jelasnya.
Ke depan, lanjutnya, biomassa tersebut bisa tersedia sampai 10 juta ton. Dan diharapkan bisa terealisasi dalam waktu 5-7 tahun mendatang. Sebagai informasi, SHS akan memasok limbah sekam padi menjadi produk pelet biomassa sebagai bahan bakar program co-firing PLTU milik PLN. Lalu Perhutani memasok bahan biomassa dari pengolahan tanaman kaliandra dan gamal untuk co-firing pada PLTU Rembang dan PLTU Pelabuhan Ratu milik PLN.
“Selama ini sekam padi milik SHS hanya menjadi limbah, dengan kerja sama ini akan ada pemanfaatan sekam padi menjadi produk co-firing. Selain mengatasi limbah, juga bisa menambah pendapatan perusahaan,” ungkapnya.
Begitu pula di Perhutani, dengan kerja sama ini maka memperluas dalam pengelolaan hutan yang bisa berdampak untuk meningkatkan pendapatan. Sementara dari sisi PLN juga bisa mengantongi penghematan dari sisi pengadaan bahan baku PLTU. (Hartatik)